Sebagai bentuk berkesinambungan terhadap pemantapan regenerasi ditubuh organisasi mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Bandar Lampung (UKM Mapala UBL) Waka Pullan Tuha gelar kaderisasi angkatan 2015/2016. Titik pangkal pengadaan kaderisasi ini bertujuan mencetak insan berkualitas.
Hal itu ditegaskan Ketua Badan Pengawas (Ka.Banwas) UKM Mapala UBL, Rifandi Ritonga S.H., M.H., yang menyebut kaderisasi merupakan ajang rutin tahunan yang diselenggarakan UKM Mapala dalam mempersiapkan generasi penerus yang siap berjuang meski dalam prosesi sulit. Bahkan, dia mengharapkan kegiatan kaderisasi akan semakin memantapkan keyakinan calon anggota UKM Mapala terhadap pilihannya.
“Melalui ajang ini, kami (pengurus UKM Mapala UBL) meminta agar adik-adik (calon anggota UKM Mapala UBL) memiliki semangat yang keras agar dapat mencapai level seperti kami. Apa yang kalian lakukan telah kami jalani dan lalui melalui cara, proses dan sistem yang sama. Kalian harus dididik keras agar selain kuat, dan tangguh juga memahami filosofis para pencinta alam sesungguhnya,”ujarnya disela pelepasan calon anggota UKM Mapala UBL di lobi parkir gedung C, Selasa (17/11).
Mengusung tajuk kegiatan “berkarya dan berprestasi bersama kami”, kegiatan kaderisasi UKM Mapala UBL angkatan 2015/2016 ini diikuti 18 peserta terdiri 9 laki-laki dan 9 perempuan. Para peserta didampingi 18 pembimbing yang terdiri dari pengurus dan anggota senior UKM setempat.
Ketika disinggung proses kaderisasi tahun ini dan sebelumnya, Rifandi menyebut tidak ada perubahan, tetapi niat para mahasiswa baru UBL menjadi calon anggota UKM Mapala yang cenderung menurun.
“Ini merupakan proses menjadi keluarga. UKM ini memang bukan keluarga besar. Tapi yang terpilih memang mereka yang berkualitas dari segi fisik, dan mental. Sedikitnya (anggota) yang masuk, kita akui memang (mahasiswa baru) yang niat masuk tak besar, tapi (calon anggota) yang masuk agak sulit terpilih. Tapi, kita bisa pastikan, mereka yang masuk memang diatas rata-rata,” ujarnya.
Meski demikian, dia tak kecewa karena yang dicari bukan dari kuantitas tapi pada kualitas para anggota yang sesuai harapan, terutama dalam mengembangkan UKM tersebut dimasa mendatang.
“UKM ini memegang prinsip lebih baik memiliki satu singa yang tangguh dibandingkan 100 keledai yang menyusahkan. Jadi buat apa perlu banyak-banyak anggota, kalaupun mereka tidak bisa diharapkan untuk menjadi insan yang berkualitas,” tegasnya.
Dalam proses kaderisasi ini, para calon anggota akan menempuh pendidikan dasar (diksar) dan latihan kerja (latker) selama 5 hari yang bertujuan untuk mengimplementasikan kondisi lapangan.
“Para pencinta alam harus membaur, beriringan dengan alam yang diujikan dengan berbagai materi dan praktek yang ada. Salah satunya dengan menjalani misi pengembaraan,” imbuhnya.
Terkait hal teknis, Rifandi menegaskan kaderisasi UKM Mapala UBL dibangun dari ikatan kekeluargaan. Tidak dibenarkan dilakukan dengan kontak fisik. Bahkan, Badan Pengawas UKM Mapala UBL akan mengambil langkah tegas jika terbukti ada tindakan tersebut.
“(kaderisasi) ini bukan bentuk perpeloncoan apalagi balas dendam senior kejuniornya. Semua kegiatan dan pendidikan dilakukan sesuai materi maupun praktek yang dipelajari dari tiap angkatan,” imbunya.
Bahkan Rifandi siap menjamin jika ada calon anggota UKM Mapala UBL yang memiliki kondisi tubuh tidak prima agar mengkonfirmasi agar siap dibawa turun dan pulang.
“Memang mereka harus mengisi surat keterangan persetujuan termasuk menyertakan jenis penyakitnya. Tapi kalau penyakit (bawaan) itu kambuh, kita lakukan pencegahan dengan tidak memaksakan kegiatan, kalaupun terjadi kita segera melakukan tindakan secepatnya. Itu semua kita dilakukan jika memang ada kejadian diluar kapasitas kami,”ucapnya.
Ikut menambahkan, Ketua UKM Mapala UBL, Dedi Mukhtar menyebut kaderisasi pihaknya dilakukan dengan pengawasan ketat dari Banwas UKM, yang terdiri dari kumpulan alumni UKM Mapala UBL sejak tahun 1990 hingga lulusan terakhir. Diakuinya adanya kaderisasi membentuk mental dari jenis orang yang berbeda-beda tapi tetap berorientasi pada diri sendiri (introvert) selama di lapangan melalui jalur pendidikannya.
Selain itu, Lacul sapaannya menambahkan tahapan menjadi anggota muda harus dilalui selama 1-2 tahun. Namun, agar masuk dalam kepengurusan harus terdaftar sebagai anggota tetap dan masuk Ikatan Keluarga Besar (IKB). Hal ini diikuti dengan pergantian lambang dibench seragam UKM-nya. Saat ini sudah ada 119 orang dalam IKB dari angkatan pendiri hingga angkatan 18.
“Semua anggota IKB berasal dari tiap fakultas di UBL. Tahun ini kaderisasi di youthcamp di Hanura berlangsung dari 17-20 November ini. Kita berharap, mereka semangat dan berjuang. Disini, kita cari tidak banyak orang, tapi yang ada dengan kualitas tinggi dan banyak berbuat kemajuan organisasi (UKM Mapala UBL)nya,” pungkasnya.