Peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 71 merupakan ajang untuk mereflesikan diri terhadap sejarah perjuangan para pahlawan bangsa. Pada kesempatan ini, Universitas Bandar Lampung pun ikut menyemarakkan peringatan ini melalui Upacara Bendera dan berbagai perlombaan bernuansa nasionalis-patriotik. Hal itu disampaikan Rektor UBL Dr. Ir. M. Yusuf. S. Barusman, M.B.A., dalam upacara bendera Peringatan Hari Kemerdekaan RI bersama ratusan sivitas akademika yakni para dosen, mahasiswa, staf, hingga karyawan di lapangan gedung C, Kampus Drs. H. RM. Barusman pada Rabu (17-8) lalu.
Yusuf mengingatkan peringatan hari istimewa ini tidak hanya menjadi tonggak berdirinya negara Indonesia tetapi juga memaknai bukti perjuangan para pahlawan, pejuang dan pendiri bangsa. “Dirgahayu ini menjadi pertanda usaha kita dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa dan negara. Kita wajib bersyukur karena jasa pendahulu hingga saat ini menjadi sebuah negara merdeka. Melalui momen ini, saya mengajak kita semua untuk mengisi kemerdekaan dengan cara-cara yang positif,” Ungkapnya Mendatang, Yusuf mengajak para peserta upacara untuk bersama-sama melaksanakan kewajiban dalam mempertahankan kemerdekaan melalui berbagai upaya yang positif terutama dalam menopang dan menunjang eksistensi pembangunan nasional. “Kepeduliaan semua pihak harus sesuai dengan potensi kita. Segala yang ada di Lampung, nasional dan tiap negara kita harus peduli. Harus dimulai dari lingkup terkecil kita dulu. Perlu kesadaran semua pihak sebagai wakil penerus perjuangan tokoh-tokoh kemerdekaan bangsa,” Katanya. Sedangkan disisi lain, terkait perlombaan. Ketua Panitia Pelaksana Lomba HUT Kemerdekaan RI UBL Dra. Yulfriwini, M.T., menegaskan selain rutin melaksanakan upacara kenaikan bendera. UBL juga rutin menyelenggarakan berbagai perlombaan bergenre permainan sebagai bentuk mengisi kemerdekaan bagi seluruh sivitas akademika UBL. “Semua lomba untuk dua kategori yakni putra dan putri. Dalam lomba ini semua elemen UBL saling membaur. Tahun ini jumlah peserta yang terdata ada 60 orang untuk tiga jenis perlombaan yakni memindahkan kacang dengan sumpit, merias dengan mata tertutup (blind makeup) dan kontes menyanyi solo maupun grup song berisi eksbisi lagu-lagu daerah serta perjuangan,” Pungkasnya. (Rep. BMHK/Ed. AX) |