Berbagai upaya dalam mengakomodasi bakat, talenta dan prestasi akademik di kalangan mahasiswa telah dilakukan oleh Universitas Bandar Lampung (UBL) melalui penguasaan materi dan aplikasi praktek. Proses pengakomodasian bakat, talenta dan prestasi tersebut telah dimulai di lingkungan mahasiswa Teknik Sipil dan Arsitekur. Melalui mahasiswa-mahasiswa di dua jurusan ini diharapkan dapat tercipta sebuah ide dan gagasan yang dapat membantu pengembangan sebuah rancangan pola.
“Peran mereka diharapkan aktif berkontribusi dalam berbagai upaya pengembangan kampus dan merekonstruksi ulang beberapa pola pengembangan di gedung S1 (A) dan pasca (B),” Jelasnya.
Hery menjelaskan peran dari mahasiswa dari Fakultas Teknik ini telah dibuktikan dalam pembangunan technopark UBL, kantin kampus, hingga taman gold star di Kampus Drs. H. RM. Barusman.
Selain itu, pengakomodasian bakat dan talenta ini berbentuk proyeksi hasil materi dan aplikasi praktek selama perkuliahan tetapi juga dapat dilakukan melalui sebuah kompetisi baik yang diadakan pihak universitas, fakultas maupun program studi dengan reward yang istimewa.
“Kebijakan ini akan lebih diintensifkan. Terkait apresiasi kami, selain mendapat berbagai hadiah dan penghargaan. Kita bisa prioritaskan para pemenang utama yakni juara I, II dan III khususnya mahasiswa Arsitektur akan diberi kesempatan mendapat beasiswa pertukaran mahasiswa ke Universitas Kitakyushu Jepang,” Ungkapnya.
Sedangkan, Dekan Fakultas Teknik (FT) UBL Dr.Eng. Fritz Akhmad Nuzir, MA., sangat mendukung kebijakan ini terutama untuk diimplementasikan program tersebut ditahun ajaran 2016/2017 ini.
”Ini bentuk terobosan positif dari pihak universitas kepada para mahasiswa untuk lebih berperan serta aktif dalam segi pembangunan dan perkembangan kampus. Ibarat buah, jika bakat itu dieksplorasi, dikembangkan dan dimatangkan kampus dengan baik, pihak instansi dan industri tinggal memetik hasilnya,” Katanya.
Rektor UBL Dr. Ir. M. Yusuf S. Barusman, M.B.A., turut mendukung kebijakan yang akan direalisasikan secara masif program hasil implementasi dari kontekstual learning UBL tersebut.
“Budaya ini banyak dikembangkan di Perguruan Tinggi negara maju salah satunya di Jepang. Disana peran kampus tidak hanya mencerdaskan tetapi juga mampu mengkaryakan ide dari para mahasiswa dalam berbagai bentuk karya yang terlebih dahulu dapat dioptimalkan dilingkup kampusnya sendiri,” Paparnya. (Rep. BMHK/Ed. AX)