Anhui, Cina – Universitas Bandar Lampung (UBL) terus mengembangkan kerja sama dengan berbagai pihak baik di tingkat nasional maupun internasional. Kali ini, bertempat di Huangshan Crown Plaza Hotel, Anhui, Cina, UBL hadir menjadi wakil Indonesia sekaligus menjadi satu satunya Universitas di Indonesia yang ditunjuk menjadi official partner kerja sama dengan pemerintah Cina. Lunar Deep Space Exploration atau penelitian di bulan menjadi objek yang akan dilakukan melalui kerja sama ini. Dua orang peneliti dari Pusat Studi Mekatronika dan Otomatisasi( PSMO) UBL yaitu Riza Muhida Ph.D dan Muhammad Riza, Ph.D menjadi delegasi Indonesia dalam penandatanganan MoU yang dihadiri ratusan peneliti dari ratusan negara ini.
“UBL mendapatkan undangan dari pemerintah Cina untuk hadir di 2nd International Deep Space Exploration Conference (2nd IDSEC, Tiandu Forum 2024) dan menandatangani MoU untuk terlibat dalam explorasi penelitian di bulan atau Deep Space Exploration Laboratory (DSEL). DSEL didirikan oleh lembaga antariksa Cina atau China National Space Administration (CNSA) bekerja sama dengan pemerintah provinsi Anhui dan University of Science and Technology of China (USTC),” ungkap Riza Muhida, Kepala PSMO UBL melalui pesan elektroniknya, Kamis (05/09/24).
“Pemerintah Cina mengajak mitranya untuk bersama sama melakukan penelitian ke bulan karena bulan dianggap merupakan tempat yang menjanjikan untuk mendukung kelanjutan kehidupan di bumi. Dan setelah beberapa kali melakukan pertemuan dengan pihak CNSA, UBL ditunjuk untuk mewakili Indonesia untuk bergabung bersama dengan ilmuwan dari negara yang sudah maju di bidang antariksanya terlibat dalam program ini. Tentu saja ini merupakan kesempatan emas, kehormatan dan kebanggaan juga bagi kami, karena dianggap mampu dilibatkan dalam projek ini. Terimakasih kami ucapkan kepada pak Rektor yang juga sangat mendukung kehadiran kami dalam kegiatan ini” tambah Riza.
Sebagai infomasi, projek penelitian di bulan ini melibatkan lebih dari 50 negara, 500 organisasi internasional yang terdiri dari berbagai universitas, pusat studi ilmu pengetahuan, observatory, dan 5000 orang ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu yang diharapkan nantinya menjadi pionir di penelitian dan inovasi teknologi bidang explorasi luar angkasa.