DOKTOR PEMERHATI KAJIAN SOSIAL PEREMPUAN LAMPUNG
Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bandar Lampung (FISIP UBL), Dr. Hj. Ida Farida, M.Si., mendalami kajian sosial yang menyangkut pada kehidupan perempuan di Lampung melalui penelitiannya pada disertasi program doktoral. Alumnus S2 dan S3 Jurusan Public Relation Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Jawa barat ini menyebut, keresahannya terlihat dari masih sedikitnya jumlah aparatur sipil negara (ANS/PNS) perempuan hingga ditingkat eselon dua. Apalagi, sesuai Undang-undang No. 8 tahun 2012 tentang Pemilihan Umum (Pemilu), keterwakilan perempuan yang berkiprah di dunia politik, 30 persen belum diakomodir negara bagi perempuan guna menduduki posisi strategis politik maupun struktural pemerintahan. “Kalau kinerja pria sudah banyak, wanita harus diberi kesempatan berkarir dan berpolitik. Karir politik kurang diakomodir, hal itu juga terlihat di lingkungan kerja. Penyebabnya, karena kurang banyak kesempatan yang ada. Itu benang merah (yang diangkat) dari hasil disertasi saya,” ujar Farida di ruang kerjanya, gedung rektorat lantai 6, Kampus Drs. H. RM Barusman UBL, Senin (28/12/2015). Tak hanya itu, penulis disertasi “Pengaruh Beban Ganda pada Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Kinerja Perempuan di Provinsi Lampung” ini mengganggap ada hal menarik dalam fenomena perempuan Lampung, terlihat dari jejak karir langkah para wanita yang umumnya terbatas. Terkait peran berlatarbelakang sebagai public speaking, wanita kelahiran Minanga Ogan, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Palembang, Sumatera Selatan, 15 Desember 1962 ini tengah mengoptimalkan eksistensi dan meminimalisir subordinasi kaum perempuan. Terutama di jalur pendidikan, kewirausahaan maupun di ranah politik. “Peran kami sebagai sivitas akademika yakni mengoptimalkan implementasi Tridarma Perguruan Tinggi dengan rutin melakukan penelitian tentang kajian perempuan, memberikan pembelajaran hingga sosialisasi dan masukan kaum perempuan agar harkat, derajat serta martabatnya makin meningkat, ” terangnya. Lebih luas, istri Almarhum Drs. Hi. Ade Kuswayan, M.Pd., ini menyoroti keterlibatan perempuan Indonesia pada jabatan struktural pemerintahan maupun politik sudah banyak, khusus di Lampung masih terbatas. Hal itu disebabkan oleh manajemen kinerja dan peningkatan SDM dalam diri perempuan belum tumbuh. Maka, peran public speaking perlu diperluas dan dikembangkan agar dapat menyelesaikan persoalan ini. “Kajian keilmuan ini sulit berkembang, tapi kita bisa meningkatkan dengan mengajak peran serta dan memberikan pemahaman bagi para mahasiswa. Bentuknya yakni membentuk sisi kemandirian (pengembangan diri) dan juga memberi lapangan kerja bagi kaum perempuan,” harapnya. Ibu dua anak ini juga rutin memberikan sosialisasi di tengah publik, tak hanya di kota dan kabupaten besar tapi hingga ke desa se- Lampung. Melalui wadah majelis taklim pengajian hingga bersiaran di berbagai media massa. “Melalui peran ini, semakin banyak kaum perempuan dan ibu yang ingin melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi,” imbuhnya. Dosen yang aktif sejak tahun 2011 ini mengaku, UBL menjadi garda terdepan dalam menyoroti, menganalisa, hingga meningkatkan harkat, derajat dan martabat perempuan tak hanya di Lampung namun hingga tingkat nasional. |
Share