Pandemik COVID-19 yang mewabah sejak akhir 2019 telah membawa dampak merugikan pada bidang ekonomi di Indonesia. Salah satu dampak negatifnya yakni menghambat bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Provinsi Lampung.
Menurut Rektor Universitas Bandar Lampung (UBL) Prof. Dr. Ir. M. Yusuf S. Barusman, M.B.A UMKM merupakan sektor yang berperan penting dalam perekonomian provinsi tersebut. Oleh karenanya, ia mengatakan penting untuk fokus pada UMKM.
Adapun salah satu cara yang ditempuh pemerintahan Provinsi Lampung untuk mendorong UMKM agar bisa bertahan di masa sulit, yakni dengan menjadikannya fokus dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
“Jadi memang sektor UMKM ini kemarin termasuk di pembahasan RPJMD. Kita lebih fokuskan untuk bagaimana menjadi penopang ekonomi Lampung ke depan, dan jumlahnya sangat banyak tentunya dan tinggal kita memang bagaimana mengembangkan ini lebih terstruktur dan sistematis,” ujarnya.
Dalam upaya pemerintah provinsi dukung UMKM seperti yang dikatakan Yusuf, apa yang dimaksud dengan UMKM yang terstruktur dan sistematis adalah harus jelas mengenai pasar yang akan dituju, kebutuhan pasar, dan juga harus paham tentang apa yang bisa ditawarkan untuk memenuhi permintaan pasar tersebut.
“Misalnya saya contohkan, kalau kita bicara basis ekonomi Lampung dalam pertanian, maka harusnya kita kembangkan itu adalah industri-industri hilir dari pertanian itu. Sehingga kita tidak bicara lagi misalnya bahan baku yang harus kita impor dan sebagainya,” jelasnya.
Ia pun berpendapat bahwa jika sektor pertanian sudah diperkuat, maka pelaku usaha hanya perlu mencari cara untuk meningkatkan nilai tambah produksi pertanian tersebut agar bisa masuk ke industri hilir. Ia juga menegaskan ini bukan hanya berkaitan dengan UMKM, melainkan juga industri kecil menengah (IKM).
Ia lebih lanjut menyatakan bahwa semua ini sudah masuk dalam program pemerintahan Lampung. Di mana pemerintah provinsi telah meluncurkan program Kartu Petani Berjaya.
“Itu berusaha mengintegrasikan sektor pertanian secara luas. Dari hulu ke hilir, kemudian juga di sisi horizontalnya dan itu sudah mulai menampakan wujudnya. Yang mana dengan adanya pandemik ini ada hikmahnya juga ya,” katanya.
“Petani, masyarakat itu sudah makin terbiasa menggunakan metode-metode atau teknologi digital, dan ini kita sambungkan kedepannya nanti dengan bagaimana membangun pertanian lebih modern lagi. ditambah lagi bagaimana kita membangun industri-industri hilir dari pertanian tadi begitu dan saya pikir depan kita harusnya mengacu ke situ,” tutupnya.