fbpx

Rektor UBL: Pemuda Harus Bisa Menggali Potensi di Pedesaan

 

Universitas Bandar Lampung terpilih sebagai pengelola Program Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (PSP3) Provinsi Lampung pada 20 Juli 2011 oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora). PSP3 merupakan program pemerintah yang diluncurkan secara nasional melalui Kemenpora yang telah berlangsung sejak tahun 1989. Program tersebut dilaksanakan melalui kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan melibatkan para sarjana muda untuk memperteguh komitmennya untuk turut serta dalam pembangunan Nasional.

Rektor Univeristas Bandar Lampung (UBL) menyatakan Universitas Bandar Lampung merupakan satu diantara 2 (dua) PTS dari 33 Perguruan Tinggi di 33 Propinsi di Indonesia yang terpilih sebagai pelaksana PSP3 (Program Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan). Diluar dua PTS ini, seluruh penyelenggaraan kegiatan berasal dari PTN besar.‘’ Ini merupakan sebuah kehormatan dan kepercayaan bagi kami untuk bisa bermitra dengan pemerintah dan melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi,’’ papar Yusuf S. Barusman, M. BA dalam masa Pembekalan Perserta Kemenpora 2011 di Gedung Pascasarjana, rabu siang (12/10).

Menurutnya ini adalah tanggung jawab yang cukup berat yang harus diemban oleh UBL dan LPPM, karena program ini merupakan salah satu program yang dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat melalui sarjana-sarjana yang ada. Para peserta P3SP yang berasal dari berbagai daerah ini ditekankan harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan ditempat tujuan.

Para peserta ini juga harus bisa mengubah pola pikir bahwa kehidupan di pedesaan dekat dengan kemiskinan, ketebelakangan dan kualitas SDM yang rendah. Diungkapkan Yusuf, paradigma itu sepenuhnya benar. Sejatinya kehidupan di pedesaan adalah moda penggerak kehidupan ekonomi pembangunan. Banyak hal yang dihasilkan dipedesaan. ‘’ Saya mencontohkan, kehidupan di pedesaan yang ada di Lampung memiliki potensi yang besar sebagai penggerak ekonomi. Lampung ini merupakan centra penghasil lada dan kopi yang mampu memenuhi kebutahan masyarakat. Makanya saya menginovasi logo UBL dengan lada dan kopi,’’ terang Yusuf.

Dihadapan para peserta pembekalan PSP3, Yusuf menekankan bahwa para peserta harus cepat beradaptasi dengan kehidupan masyarakat Lampung yang beraneka ragam kendati mereka akan sedikit mengalami kesulitan karena berasal dari luar Lampung.  ‘’ Lampung ini seperti Indonesia mini, beragam suku ada di sini, jadi segeralah beradaptasi. Jangan sampai baru terjun 1 minggu sudah tidak ‘’kerasan’’ atau betah. Adaptasi ini memang harus dinikmati.,’’ papar Yusuf.

Dirinya berharap program PSP3 angkatan ke 22 ini bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk bisa bergerak dan berinovasi dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Menurutnya hidup ini harus diisi dengan pengalaman, dan wawasan. Dalam program PSP-3 ini juga, diharapkan dapat menurunkan arus urbanisasi dan sekaligus meningkatkan partisipasi pemuda dalam mengembangkan potensi yang ada di perdesaan.

Sementara itu dalam sambutan Gubernur Lampung Sjahroedin ZP, SH. Yang dibacakan dr. Relliyana, M. Kes, Assiten 3 Pemerintah Provinsi Lampung menyatakan penempatan peserta PSP3 ke dua lokasi yakni Pring Sewu dan Mesuji dianggap sangat tepat pasalnya dua kabupaten ini merupakan daerah otonomi baru ‘’Mesuji dan Pringsewu merupakan dua daerah yang baru berkembang dan menjadi daerah otonom baru yang baru saja melekasanakan pemilu. Disini peserta memiliki peluang yang sangat besar untuk membantu dan membenahai kondisi Pringsewu dan Mesuji,’’ ungkap Relliyana.

Para peserta ini diharapkan juga bisa langsung beradaptasi dengan lingkungan sekitar, terutama kehidupan masyarakatnya. ‘’Ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi peserta yang berasal dari luar daerah Lampung untuk bisa beradaptasi, karena mereka akan menemui berbagai macam etnik kehidupan mulai dari berbagai macam suku, baik asli suku Lampung atau pendatang. Dua tahun bisa menjadi waktu yang sangat singkat bagi para peserta apabila mereka bisa menikmatinya, begitu juga sebaliknya’’ jelasnya.

Selain itu, para peserta diharapkan selalu melakukan koordinasi dengan berbagai instansi yang ada agar semua program yang telah direncakan bisa dijalankan secara maksimal. Lebih dari itu, peserta PSP3 juga harus bisa bertanggung jawab terhadap program-progman yang telah dijalankan.

Tags:

Related posts: