fbpx

Prodi TA UBL Inisiasi Dua Gerakan Positif, Edukatif, dan Mass

Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Bandar Lampung (Prodi TA UBL) menginisiasi gerakan yang positif,masif dan massal.

Uniknya, progres gerakan yang dikomandoi sang dekan, Dr.Eng.Fritz Akhmad Nuzir, ST, MA tersebut bersifat lokal-domestik tetapi outputnya bisa dirasakan hingga hingga nasional.

Gerakan pertama yang dikoordinir Alumnus Doktoral dari Universitas of Kitakyushu, Jepang ini adalah riset partisipatif dengan tajuk “Bandar Lampung Urban Experiment” yang disingkat BLUE.

Dibeberkan Fritz,Senin (1/8/2016) kegiatan BLUE ini berupa project riset partisipatif sebagai upaya awal untuk melakukan pengumpulan data primer yang dapat digunakan sebagai dasar utama dalan perencanaan dan pembangunan kota. “Selama ini pendekatan perencanaan kota terlalu terpaku pada teori, tidak kontekstual dan akhirnya tidak aplikatif. Dengan BLUE ini nantinya setiap warga bisa berkontribusi dalam perencanaan kota, tuturnya lebih lanjut.

“Edisi BLUE kali ini sekaligus menginisiasi gerakan dibawahnya, kami namakan ‪#‎GEBETAN‬ (Gerakan Bersih Tepi Jalan) sebagai upaya penggalakan kebersihan di jalan raya dan lingkungan sekitar dengan memungut sampah, merapihkan hingga membersihkan tempat yang kurang tertata kebersihannya. Sebenarnya kegiatan ini tidak hanya difokuskan di kota Bandar Lampung tapi juga di Metro dengan tajuk Metro Urban Sustainability Experiment (MUSE). Insya Allah kalau pengikutnya berkembang, program ini bisa dijalankan di wilayah lain,” ucapnya.

Meski program tersebut diinisiasi berdasarkan salah satu program kerja (progja) FT UBL melalui para mahasiswa prodi TA UBL yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Teknik Arsitektur (HMTA) UBL,

tapi Fritz juga mengklaim kegiatan ini pula mengakomodir masyarakat luas untuk berperan serta dan berkontribusi dalam program tersebut.

Dalam kesempatan itu pula, Dosen Prodi TA UBL ini juga turut mengundang komunitas-komunitas lain untuk bergabung dalam gerakan ini.

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggabungkan berbagai teknik dokumentasi seperti foto, video, dan interview sambil mengeksplorasi langsung dengan lingkungan perkotaan dengan berjalan kaki dan bersepeda.

“Kegiatan kami memang dominan dilakukan Minggu karena ada car free day (CFD) atau hari libur nasional, karena memungkinkan kami banyak bertemu. Seperti ruang lingkup kami kemarin (Minggu, 31/7/2016) dari Ruang Publik A (Stadion Pahoman) sampai ke Ruang Publik B (Taman Enggal),”jelasnya.

Lebih dari itu, pada BLUE kemarin juga dilakukan simulasi tingkat aksesibilitas area pejalan kaki.

Disinggung pencapaian yang sudah dilakukan komunitas Blue selama ini, Fritz membeberkan pihaknya sudah memiliki beberapa catatan tentang pola kebersihan dan penataan lingkungan wilayah yang harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah (pemda) setempat.

Yakni ada lebih dari 20 tempat sampah dalam jarak sekitar 1 km di jalan yang merupakan salah satu jalan utama di Bandar Lampung. Jumlah tersebut sudah cukup representatif, namun tetap saja masih dijumpai sampah-sampah plastik tidak berada di tempat sampah yang sudah disediakan tadi.

Selain itu juga dilakukan simulasi dan testimoni permasalahan dilapangan dari antar anggota komunitas dengan para sukarelawan setelah dilakukan penelusuran. Hasil itu juga dishare dibeberapa media sosial (medsos) dan jaringan sosial (jarsos) komunitas hingga stakeholder berkepentingan.

“Berbagai permasalahan yang banyak kami temukan yakni lubang kontrol drainase yang terbuka, penutup permukaan trotoar yang rusak, adanya penghalang, dan kondisi trotoar yang naik turun dengan ketinggian 40 cm di beberapa lokasi,”jelasnya. Nantinya sebagai wadah formal dari inisiasi riset ini akan dibentuk lembaga riset dan inovasi dengan nama DAUN (Database of Architectural and Urban Niche) UBL.

Secara terpisah,Rektor UBL, Dr. Ir. M. Yusuf S. Barusman, M.B.A., mengapresiasi tinggi atas inisiasi positif dari salah seorang dosen dikampus naungannya tersebut.

“Kegiatan ini sangat positif dan dapat menunjukkan kontribusi nyata dunia akademisi terhadap pembangunan kota dan lingkungannya di Provinsi Lampung. Saya harap ini dapat dijadikan inspirasi lebih bagi Sivitas Akademika UBL khususnya Dosen untuk terus meningkatkan kualitas internal dan eksternalnya,”pungkas Rektor.

Tags:

Related posts: