Unit kegiatan mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Universitas Bandar Lampung (UBL) Waka Pullan Tuha terus konsisten mengadakan kegiatan yang implementasinya dapat dirasakan luas dimasyarakat. Pertama, UKM Mapala UBL bersama Keluarga Besar Mapala UBL sukses menyelenggarakan perhelatan Dirgahayu Mapala UBL, ke 21 tahun, pada (18/2) dan (19/2) lalu di Pantai Batu Mandi, Kecamatan Padang Cermin, Kabupatan Pesawaran.
Menurut Dosen Pembimbing UKM Mapala UBL Rifandy Ritonga, S.H., M.H. peringatan dirgahayu itu menandai sebauah awal perjalanan UKM Mapala UBL sebagai organisasi kemahasiswaan tapi memerefleksikan keberadaan UKM Mapala sebagai wadah identitas dan jati diri para pemelihara alam dari lingkup kampus. “Tidak terasa sudah 21 tahun usiamu (UKM Mapala) berdiri, tempat kami menimba ilmu, mendidik manusia baru dan menjadi saksi bisu, akan suka dan dukua yang telah dilewati bersama (merawat dan membesarkan organisasi). Kebahagiaan akan menjadi kenyataan hanya saat kita berbagi,” Terang Rifandy, Rabu (22/2) lalu.
Tak lupa, Rifandy mengutip kata bijak filosof dan bapak pemerakarsa UKM Mapala internasional, Christopher McCandles, yang menyebut untuk dapat membaru dan berkontribusi dalam UKM Mapala tidak diperlukan kata-kata menjadi suatu alasan agar jadi sebuah keluarga yang menerima kekurangan bukan hanya kelebihan, memperbaiki yang salah, dan bukan menutupinya.
Ketua UKM Mapala UBL Nurdin, menyebut sebagai organisasi kemahasiswaan berlatar belakang pelestarian alam dan seisinya.Merasa terpanggil untuk menggugah bersama seluruh sektoril untuk mengatasi, mengelola dan lebih memfungsikan lagi fungsi sampah agar dapat berguna dikehidupan publik. “Sejauh ini fungsi dari keberadaan sampah kurang dioptimalisasikan. Sampah dianggap sisa-sisa kegiatan manusia yang lambat laun akan bertambah, namun masa penguraiannya mkembutuhkan waktu yang sangat lama. Marilah kita bersama untuk sadar terhadap lingkungan, demi masa depan anak cucu kita kelak,” Tegasnya. (Rep. BMHK/Ed. AX)