Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas Bandar Lampung (UBL) sukses menyelenggarakan Seminar Nasional (semnas) tentang Structure & Architecture for Green Building di Auditorium Gedung L Kampus B, Pascasarjana UBL pada Sabtu pagi (4/5) lalu dengan menghadirkan 3 (tiga) orang narasumber diantaranya Prof. Dr.-Ing. Harianto Hardjasaputra dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pelita Harapan (UPH), Ir. Don Kamarga.BSc.M Eng., M.B.A., dari PT. Beton Elemenindo Putra, dan Tjetjeng Sofjan S, IAI, Dosen Program Studi Arsitektur UBL.
Rektor UBL, Dr. Ir. M. Yusuf Sulfarano Barusman, M.B.A., yang secara resmi membuka kegiatan semnas ini menuturkan familiarnya istilah green building saat ini menunjukkan perkembangan dunia teknik yang sangat dinamis, namun, pemahaman masyarakat terhadap green building masih kurang dan sangat perlu untuk dipelajari lebih lanjut.
“Pentingnya arsitektur berkaitan dengan perilaku masyarakat termasuk mengenai estetika lingkungan dan bangunan. Green building yang ramah lingkungan kini sedang menjadi tren. Namun sayang, banyak orang salah mengartikan konsep gedung yang bisa mengurangi gas rumah kaca padahal green buildingtidak sesederhana yang dipikirkan masyarakat sehingga penerapan green building ini harus diimbangi dengan pemahaman serta ketersediaan bahan bangunan yang dibutuhkan,” ujar Rektor UBL.
Senada, Dekan Fakultas Teknik UBL, Dr. Ir. Heri Riyanto, M.T., menyatakan mengingat pentingnya pengenalan green building dalam masyarakat, maka semnas ini diselenggarakan dengan tema yang sangat spesifik khususnya bagi Program Studi Teknik Sipil dan Arsitektur.
“Selain green building, green living atau kehidupan yang ramah lingkungan dan green development atau pembangunan yang ramah lingkungan juga sangat penting diterapkan mulai sekarang untuk mengurangi pemanasan global yang saat ini melanda tidak hanya Indonesia bahkan seluruh dunia. Untuk itu, selain menyelenggarakan semnas, FT UBL juga akan terus melaksanakan sosialisasi green building kepada masyarakat,” ujarnya usai penyelenggaraan semnas berlangsung.
Sementara itu, Ketua Program Studi Teknik Sipil, Ir. Juniardi, M.T., menjelaskan bahwa dalam semnas ini turut hadir diantaranya Wakil Rektor Bidang Akademik, Ketua Program Studi Teknik Mesin UBL, Ketua Program Studi Arsitektur UBL, Undangan dari Instansi Negeri maupun Swasta, Dosen serta Mahasiswa UBL baik Strata 1 (S2) maupun Strata 2 (S2).
“Diharapkan semnas ini dapat menjadi media untuk memberikan wawasan pengetahuan dalam bidang teknik ini khususnya mengenai green building,” ungkap Juniardi.
Prof. Dr.-Ing. Harianto Hardjasaputra, dalam semnas ini menjelaskan hal utama bidang struktur untuk bangunan hijau diantaranya sustainable construction material yang meliputi proses produksi “embodied co2”, pemilihan material sebagai elemen struktur, serta sustainable structure design yang menjadi dasar dalam pembahasan struktur inovatif meliputi aspek effisien (form follow the force), ringan (lightness of structure), transparan yakni struktur sebagai elemen arsitektur (the art of structural engineering).
Sedangkan Tjetjeng Sofjan S, IAI, menjelaskan materi tentang Desain Arsitektur Ramah Lingkungan dalam rangka pencapaian rating Green Building Council Indonesia (GBCI). Dia menerangkan yang terpenting dalam green building adalah bagaimana merancang bangunan yang memenuhi kriteria ramah lingkungan.
“Perancangan arsitektur ramah lingkungan untuk memenuhi rating greenship GBCI perlu dilakukan oleh setiap perencana bangunan gedung dalam rangka menjawab tantangan masalah lingkungan seperti kerusakan lingkungan hidup dan pemanasan global, serta tindak lanjut dari kesepakatan arsitek dunia tentang sustainable by design (copenhagen declaration),” terangnya.
Sementara itu, Ir. Don Kamarga.BSc.M Eng., M.B.A., menjelaskan tentang produk PT. Beton Elemenindo Putra yang sebagai pelopor sistem bangunan komposit tahan gempa EPS 3D Panel di Indonesia. Dengan produk-produk yang bertanggung jawab yakni selama penggunaaannya akan menghemat energi listrik bangunan, membantu resapan air tanah, mengurangi efek heat island.
“Selain itu, Produk PT. Beton Elemenindo Putra selamanya tidak mengeluarkan racun, dan penggunaannya mengurangi volume pemakaian material serta masa layan tahan lama dan/atau tahan gempa sehingga mengurangi material reparasi,” ungkapnya dalam semnas tersebut.