Warta UBL- Tidak hanya mampu memproduksi berbagai karya jurnalistik tentang berbagai penyiaran pemberitaan dilingkup Universitas Bandar Lampung (UBL), rupanya salah satu karya broadcasting artistik UBL Production (UBL Pro) bersama Fakultas Hukum (FH) berupa film pendek bertajuk Skripsi Instan dipastikan ikut berpartisipasi dalam Indonesia Short Film Festival (ISFF) 2016 tingkat Kota Bandar Lampung.
Hal itu disosialisasikan salah satu dosen FH UBL Rifandy Ritonga, SH, MH dalam akun facebooknya, 1 Juni pukul 16:34 WIB lalu. Dalam laman pribadi media sosialnya, Rifandy menyebut short movie menceritakan dua orang mahasiswa tingkat akhir yang mengambil jalan yang berbeda dalam menyelesaikan skripsinya itu sudah resmi sebagai peserta ISFF 2016, setelah diupload online ke Panitia ISFF 2016 di akun jejaring sosial http://www.vidio.com.
“Film ini, sudah resmi masuk ajang bergengsi tersebut. Alur ceritanya seru, yakni tentang fenomena dan persaingan antar mahasiswa (FH) UBL menyelesaikan skripsinya. Satu orang mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan penuh kesabaran, satu orang lainnya membeyar orang lain untuk menyelesaikan skripsinya. maka, masing-masing dari keduanya mendapat konsekuensi yang tidak mereka duga sebelumnya #proud of our intelectual,”ujar Dosen Ilmu Hukum Tata Negara UBL ini.
Bahkan dalam akun facebooknya itu, pria yang pernah berkecimpung sebagai staf dan kepala divisi Biro Marketing, Humas dan Kerjasama (BMHK) UBL ini mulai rutin mensosialisasi dan mempublikasikan keikutsertaan film pendek kebanggaan UBL itu.
Seraya juga, menjaring dukungan voting agar video karya kreativitas mahasiswa UBL ini bisa memenangi kontes film pendek bergensi nasional, yang kini masih dilevel Kota Bandar Lampung.
“Kita harapkan sivitas akademika UBL sama-sama mendukung film kita ini agar memang dilevel lokal dulu (Kota). Nanti baru bisa naik level ketingkat domestik (provinsi), regional (Sumatera) hingga nasional diberbagai jenjang, masih dikompetisi tersebut (ISFF 2016). Untuk itu, “tolong bantu vote temen2”, “selamat sore mohon bantu vote ya rekan2… tmksh” hingga “(Film Pendek) kita sedang ikut lomba mohon dibantu untuk publikasinya yaaa,”tulisnya yang disharing, Rabu-Kamis (1-2 Juli 2016) lalu.
Hasilnya, tidak sia-sia tak lama berselang itu berbagai respon dukungan mulai bermunculan. Tidak hanya dari sivitas akademika baik dosen dan mahasiswa. Tapi juga dari kalangan alumni kampus berjargon “solution for present and future” ini.
Seperti,” Wahyu Akas Pamungkas ‘Lomba dmn?cara vote nya gmn?’, ‘Tolong info nya ini apa dan akan diapakan ini mas bro Rifandy Ritonga. Saya suka dan penasaran sama judul nya.pasti keren’. Recca Ayu Hapsari, ‘tolong divote agar film kita bisa menang’. Dian Agustina ‘Tongaaa (panggilan Rifandy)…kpn syuting dipasca kok ga twu yaaa… Ruangan anik’. Anick Rosidah…Ada suara dari umi dan juga ada dari mbk isma (alumni UBL),”tulisan dukungan dari berbagai pihak.
Dalam suatu kesempatan, Rektor UBL Dr.Ir. M.YusuF. S. Barusman, M.B.A sangat menyanjung dan mengapresiasi keikutsertaan sivitas akademika kampus naungannya dalam event resmi tahunan lembaga penyelenggara even penilaian film pendek kredibel dengan standar nasional tersebut.
Baginya, langkah UBL berkecimpung dalam lomba resmi yang diadakan untuk mencari dan mengembangkan potensi para mahasiswa di bidang non akademik itu menandakan UBL tidak hanya memprioritaskan diri sebagai kampus berprestasi didalam kampus, tapi ada efek prestasi diluar kampus seperti mengirimkan karya untuk ikut berpartisipasi dalam kompetisi film pendek.”Ini mungkin yang pertama dan bisa diteruskan ditahun selanjutnya (di even ISFF 2016),”akunya.
Dilanjutkannya,”seperti tahun-tahun sebelumnya kita hanya mengiirim keajang level lokal, domestik yang diadakan perguruan tinggi atau instansi di Lampung. Tahun kita ikut berpartisipas dieven nasional meski penyelenggara ditingkat Kota dulu. Atas itu, kita kayaknya perlu meningkatkan produksi karya sekaligus mengadakan kompetisi film pendek yang diadakan UBL Pro atau bahkan pihak Fakultas-prodi naungan (Ilkom Fisip UBL) .Baik jenisnya kompetisi Film Pendek”, baik film fiksi maupun film dokumenter,”harap Rektor.
Disinggung harapan diajang tersebut, Yusuf Barusman tidak memasang target muluk-muluk.Pasalnya, dengan ikut serta merupakan prestasi tersendiri. Tapi, kalau bisa menang dan lanjut berkompetisi dilevel selanjutnya akan menjadi bonus pencapaian prestasi luar biasa yang tidak terduga selama ini.
“Intinya diproduksinya film sampai ikut kompetisi agar generasi muda dapat menggapai impiannya. Ikutlomba tidak hanya mementingkan hasil, tetapi juga proses yang mereka alami untuk menggapai impian tersebut.Terutama semakin memperdalam sebuah proses penting pembuatan sebuah film yang baik dan bisa dinikmati banyak orang. Berawal dari menemukan sebuah ide, menuliskannya menjadi skenario, dan mulai memfilmkan karyanya tersebut,”pungkasnya (Rilis BMHK UBL/ Insan Ares).