fbpx

Eksistensi Universitas Bandar Lampung (UBL) di dunia pendidikan baik nasional maupun internasional telah menjadikannya salah satu destinasi wisata edukasi (explore expedition education) dari Komunitas Mahasiswa Internasional. Pada kunjungan ini tampak kehadiran 12 mahasiswa dari Afrika Selatan yang berasal dari berbagai kota berbeda dan tergabung dalam komunitas Every Nation Campus (ENC). Salah satu Volunteer Teacher ENC Evan Irianov, S.Kom., M.M.T., mengungkapkan bahwa kunjungan ke UBL karena ingin lebih mendalami kepribadian sekaligus melihat aktivitas para mahasiswa Lampung. “Bicara hasil kunjungan, kami ingin lihat dampak yang didapat dari para mahasiswa Afrika Selatan mulai dari yang dilihat, didengar, dirasakan, dikerjakan hingga dimaknai dari berbagai keseruan terutama bisa langsung mengaplikasi hubungan personal coaching antar mahasiswa,” Ucapnya. Evan menambahkan alasan mengunjungi Indonesia dengan destinasi ke Provinsi Lampung termasuk UBL karena sudah termasuk dalam rencana kunjungan keliling ke-11 negara sedangkan Indonesia menjadi negara ke-7 di Asia Tenggara selain Thailand dan Myanmar. “Mereka tertarik Lampung karena Pantai Pahawang. Rencana ini disambut teman-teman komunitas disini yang juga mahasiswa UBL. Jadi, sambil mengenal objek wisata juga mengenal objek edukasi ternama di Lampung,” Cetusnya. Setelah mengunjungi dan menjelajahi langsung berbagai tempat di UBL. Para mahasiswa Afrika Selatan ini cukup terpukau dengan keberadaan Technopark di UBL. “Disana para mahasiswa bebas belajar sambil mengekpresikan diri dalam berbagai kegiatan non akademik diluar kuliahnya. Mereka dapat dengan mudah, dan cepat berinteraksi dengan para mahasiswa sekitar secara interaktif. Intinya mereka mau berteman sesuai dengan karakter para mahasiswa yang ada,” Paparnya. Tak hanya itu, kunjungan tersebut juga untuk membedakan atmosfer kampus negeri dan swasta di Provinsi Lampung. Sebelumnya, para mahasiswa Afrika Selatan ini telah mengunjungi Universitas Lampung (Unila). “Terbukti dengan apa yang diraih UBL, menandakan di Lampung sudah memiliki PTS bagus. Ini akan menjadi hal baik bagi perkembangan kampus di Sumatera dan nasional,” Sanjungnya. Salah anggota ENC, Bombom Briand mengungkapkan kunjungan pertamanya ke UBL ini telah membuktikan keindahan dari Indonesia mulai dari nature, culture hingga keramahtamahan mahasiswanya. “Baru ketemu dan kenal mahasiswa UBL, kita kenalan dan sudah menjadi teman. Orang Indonesia sangat ramah,” Akunya berbahasa Indonesia terpatah-patah. Sedangkan perwakilan ENC di UBL Petra Yudhistyra menjelaskan sebelum mahasiswa asal Afrika Selatan. Sebelumnya ada 7 mahasiswa asal Filipina juga berkesempatan melakukan hal serupa di Lampung. Mahasiswa Sistem Informatika, Fakultas Ilmu Komputer (FIK) 2013 ini menilai ada dampak dari destinasi para mahasiswa internasional bagi UBL seperti terbentuknya hubungan mendunia baik secara internal maupun ekstenal kampus. “Kita dapat menarik orang-orang supaya tidak hanya memperkenalkan tetapi menarik kekerabatan dengan UBL. Kunjungan ini sangat excited. Indonesia dengan Lampung punya sisi keramahan,dan kekeluargaan sebagai nilai jual dipentas internasional. Ini ada di UBL tentu bisa dukung rencana relasi UBL to be go international community,” Imbuhnya. Sementara itu, Wakil Rektor II Bidang Administrasi UBL, Drs. Harpain, M.A.T., M.M., mewakili Rektor UBL Dr. Ir. M. Yusuf. S. Barusman, M.B.A., sangat mengapresiasi adanya kunjungan komunitas ENC Afrika Selatan tersebut. Apalagi kegiatan ini juga didukung dari Program Kelas Internasional yang dimiliki Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UBL. “Ajang pertukaran mahasiswa (internasional) ini tidak hanya ingin melihat kampus kita tetapi juga jalan-jalan keberbagai objek wisata kebanggan Provinsi Lampung. Jadi, mereka akan mendapat gambaran dan manfaat jelas dari berbagai rangkaian kunjungan tersebut,” Pungkasnya. (Rep. BMHK/Ed. AX)

Perjalanan kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang fokus pada pembangunan kemaritiman di Indonesia dengan titik sentral di Provinsi Lampung sebagai gerbang Sumatera. Pembangunan kemaritiman yang sedang dijalankan ini membutuhkan peran serta dari akademisi dan praktisi. Pada kesempatan ini, salah satu akademisi Universitas Bandar Lampung (UBL) terlibat dalam pengembangan Jalan Sentra Industri Maritim Sumatera (SIMS).

Perwakilan akademisi UBL yang terlibat dalam kegiatan rapat koordinasi (rakor) di Hotel Grand Anugerah pada Senin (8-8) lalu, yakni Wakil Rektor Bidang Akademik Dr. Ir. Hery Riyanto, M.T. Selain Hery, rakor itu diikuti 5 akademisi-praktisi dan 10 orang dari berbagai instansi pemerintah baik ditingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota di Provinsi Lampung.

Hery mengungkapkan dirinya bersama akademisi perguruan tinggi maupun praktisi profesional dibidang teknik sipil konstruksi Lampung terus melakukan langkah koordinasi dengan berbagai lembaga pemerintah pusat maupun provinsi terkait kajian pengembangan jaringan jalan Bandar Lampung-Napal, Lampung Selatan-Kota Agung, Lampung Utara sebagai jalur SIMS. “Saya bangga dipercaya sebagai perwakilan kampus UBL) dan daerah Lampung hingga kajian keilmuan teknik sipilnya. Saya dan kawan-kawan akademisi hadir guna mempresentasi kajian jalan lintas barat nasional yang menghubungkan 2 kabupaten dan 1 kotamadya Lampung ini bersama perwakilan pemerintah daerah dan berbagai stakeholder terkait,” Ucapnya.

Sementara itu, Ketua Pokja Jasa Konsultan Dinas Bina Marga Provinsi Lampung Ade Kurnia, S.T., M.T., menjelaskan bahwa yang ikut dalam rakor tersebut menyebut adanya rakor pengembangan Jalan SIMS antara akademisi-praktisi dengan pejabat terkait untuk lebih mensinergiskan rencana pembangunan proyek tersebut sebagai pilar pengembangan potensi ekonomi di Lampung. “Hal ini erat dalam kaitan Master plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dari pemerintah pusat kepada pemprov Lampung,” Ujarnya.

Ditambahkan Ade, dari hasil rakor itu pula dicapai kesepakatan awal bahwa Pemprov Lampung yang ditopang pemerintah pusat akan merancang pembangunan penguatan konektivitas guna mewujudkan wilayah SIMS sesungguhnya. Ade pun berharap dampak dari rakor tersebut semakin membentuk komunikasi dan koordinasi yang stimultan antara aparatur pemerintah dengan pihak akademisi dan praktisi.

“Bentuk teknisnya dengan perbaikan dan pembangunan infrastruktur berupa jalan penghubung antar kabupaten/kota internal antarkabupaten/kota di Lampung eksternal maupun infrastruktur gerbang utama penghubung Lampung dengan provinsi lainnya nasional hingga ke negara lain. Jadi, peran serta akademisi-praktisi profesional termasuk UBL bersama pemerintah merupakan faktor penting dalam mengembangkan potensi pembangunan. Mengingat pentingnya peran serta tersebut. Setelah forum ini kami akan terus menggandeng pihak-pihak untuk terlibat aktif dalam memajukan rencana pembangunan meganasional tersebut,” Pungkasnya. (Rep. BMHK/Ed. AX)

Tags:

Related posts: