[UBL] : Bandar Lampung , – Pandemi Covid-19 menjadi tantangan yang sangat berat bagi para pelaku bisnis apalagi dihadapkan pula dengan saatnya masuk bulan Ramadhan yang mengharuskan pelaku bisnis memiliki kemampuan untuk berinovasi dengan meningkatkan eksistensi bisnisnya. Merespon hal ini, Himpunan Mahasiswa Administrasi Bisnis (HIMABI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Bandar Lampung (UBL) menggelar talkshow bertema “Eksistensi Bisnis di Era Pandemi” pada Jumat (1/4/2022) di Auditorium Pascasarjana UBL sebagai salah satu rangkaian kegiatan Dies Natalis UBL ke-50.
Dalam sambutannya, Ida Farida, Dekan FISIP UBL memberikan apresiasi kepada HIMABI yang telah menginisiasi talkshow bisnis ini. “Dari kegiatan ini kita bisa belajar bahwa lulusan perguruan tinggi tidak mengharuskan kita bekerja sebagai pegawai kantoran, kita juga bisa bergerak di bidang bisnis dengan berinovasi dalam membangun usaha dan menciptakan lapangan pekerjaan,” ungkap Ida.
Selain diikuti oleh mahasiswa, talkshow bisnis ini turut dihadiri pula pelaku UMKM di Lampung baik secara luring maupun daring.
“Ini merupakan peran dan sumbangsih kami, khususnya program studi (prodi) Administrasi Bisnis untuk membantu masyarakat, mahasiswa dan UMKM mengenai bagaimana para pelaku usaha bertahan di era pandemi karena banyak usaha yang harus tutup karena tidak dapat beradaptasi menghadapi perubahan yang terjadi,” tambah Oktavianur selaku Ketua prodi Ilmu Administrasi Bisnis saat pembukaan talkshow.
Ia juga menyampaikan bahwa profil lulusan dari prodi ini ialah membentuk seorang entrepreneur bahkan sebelum lulus. “Mahasiswa kami sudah harus mampu memiliki bisnis hingga dapat memberikan pekerjaan untuk orang lain. Hal ini selaras dengan visi UBL yakni “To Be World Class Entrepreneurial University,” ujarnya.
Kegiatan ini menghadirkan dua pembicara yaitu Elkana Erlan Riswan sebagai founder dari Els Coffee, Kopi Ketje, Ketje Tea dan Gimmie Juice Bar dan Yuke Elvandari sebagai founder dari Surya Maxima, Koma Space dan Spice Jamu.
Elkana menceritakan jatuh bangunnya dalam membangun usaha sejak 2013. Ia juga memaparkan tipsnya dalam menghadapi tantangan dalam membangun bisnisnya. “Inovasi, gebrakan, kreativitas dan adaptasi terhadap lingkungan merupakan hal yang sangat penting. Setiap tahunnya saya melakukan riset kekurangan dan kelebihan usaha. Era digital saat ini memberikan kesempatan untuk membangkitkan eksistensi kita, penting sekali membangun engagement dengan khalayak, membangun personal branding melalui konten kreatif di media sosial,” ungkapnya.
Selain itu kolaborasi juga merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan menurutnya. “Mungkin sering sekali kita sebagai pelaku usaha ini berpikir untuk bersaing dengan pebisnis lain. Kita harus bisa berpikir selangkah lebih maju. Tetapi kita juga bisa berkolaborasi dengan pebisnis lain untuk sama-sama meningkatkan eksistensi kita,” tambah Elkana.
Di sisi lain, Yuke menyampaikan bahwa ia membangun bisnisnya dengan melakukan analisis Strenghts, Weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT). “Dengan melakukan hal ini saya melihat banyak sekali peluang. Untuk membangun sebuah bisnis diperlukan niat dan tekad yang kuat, jadi harus punya pikiran “ini bisnis gua harus maju”. Untuk menghindari kerugian ketika bisnis kita tidak berjalan sesuai dengan rencana, kita harus punya mitigasinya dan juga plan A, plan B dan banyak plan lain,” tutupnya.
***(PRS)