Pengamat Ekonomi dari Universitas Bandar Lampung (UBL), Syahril Daud meminta kepada pemerintah daerah untuk mencarikan solusi terkait dengan Kelangkaan kontainer yang dikeluhkan oleh eksportir asal Lampung.
Ia menilai jika kelangkaan kontainer terus berlangsung lama hal tersebut akan berdampak pada kenaikan tarif kontainer serta berdampak pada melemahnya pertumbuhan ekonomi yang ada di Lampung.
“Kelangkaan kontainer ini besar sekali dampaknya khusunya terhadap perekonomian baik daerah maupun nasional. Maka pemerintah daerah harus sesegera mungkin mencairkan solusinya seperti apa,” kata dia.
Ia melanjutkan, PT Pelindo sebagai penyedia jasa juga diminta untuk memberikan regulasi dan memberikan tekanan kepada pengusaha kontainer agar segera dihadirkan di pelabuhan mengingat produksi terus berjalan.
“Kelangkaan ini salah satunya dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 serta bergesernya para kontainer ke negara lain dan belum ditarik kembali oleh pembisnis. Awalnya keluar tapi tidak melakukan impor barang sehingga pemakaian kontainer tidak terlalu efektif,” kata dia.
Menurutnya, kelangkaan kontainer sangat disayangkan mengingat produksi pertanian, holtikultura, serta UMKM asal Lampung sangat diminati oleh pasar ekspor namun tidak diimbangi oleh keberadaan kontainer yang memadai.
“Produksi kita terus berjalan seperti agribisnis, pertanian, perikanan yang membutuhkan kontainer untuk ekspor. Apa lagi pemerintah terus mendorong agar UMKM go ekspor namun ternyata tidak diimbangi dengan keberadaan kontainer,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan jika pemerintah daerah Provinsi Lampung melalui instansi terkait bisa mengajukan tambahan kontainer kepemerintah pusat agar kebutuhannya tercukupi.
“Jika tidak maka ini akan berbahaya terhadap perekonomian secara bisnis jangka panjang. Karena ekspor sumber devisa dan pendapatan daerah yang harus terus didukung,” kata dia.