Warta UBL – Menjelang proses pemilihan Pemilihan Raya Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung (Pemirawa BEM FH UBL), Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) FH UBL 2016, Roby Sukma Rosy menegaskan sudah terdapat tiga pasang calon Ketua dan Wakil BEM FH UBL masa bakti 2016-2017 telah memasuki pemungutan suara.
Tiga pasangan tersebut yakni pasangan Nomor Urut 1 Robinson dengan Wenpi Andreas Lukito ; Pasangan nomor Urut 2 Hardy Ariansyah Hattang dengan Hendrik Saputra, lalu pasangan Urut 3 yakni Romadona Fitriani dengan Andri Junianto. Diakui, Roby ketiga pasangan itu terpilih karena telah memenuhi spesifikasi dan standarisasi yang telah ditentukan Panitia Komisioner Pemilihan Umum (KPU) Pemirawa FH UBL.
Terkait prosedural teknis pemilihan yang harus dilalui para senat mahasiswa, pemilik almamater FH UBL angkatan 2013 ini membeberkan terbagi atas proses seleksi dan verivikasi berkas (16-17 Mei), dilanjutkan pengumuman para kandidat (18 Mei) kampanye dan debat kandidat (19-20 Mei), hingga pemilihan langsung senat mahasiswa FH UBL, terbagi dalam dua sesi kelas Coorporate Program (CP) Polda (21 Mei) maupun kelas reguler dan malam (25 Mei).
“Konsepnya seperti Pemilu negera. Tapi melibatkan tiga kelas di FH UBL. Kami memang cari karakter yang berbeda tapi tujuannya sama berkomitmen meningkatkan kualitas Pemirawa dan FH itu sendiri. Mereka (pelamar),juga harus menyertakan tanda bukti mahasiswa aktif, KTM, surat pernyataan tidak mengkonsumsi narkoba dan miras, maupun Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari pihak yang berwajib,”ujarnya.
Terkait program kerja yang ditawarkan kepada para mahasiswa sebagai insan pemilih, Roby menegaskan inti visi ketiga pasang calon Ketua dan Wakil BEM FH UBL itu hampir cenderung sama. Seperti pasangan urut 1 yang lebih menyoroti perkembangan perwujudan kondisi dan dinamika kampus profesional, cerdas dan berbudaya dalam menjalan tri darma perguruan tinggi.
Lalu pasangan urut 2 yang lebih memfokuskan pada peningkatan eksistensi BEM FH UBL yang memiliki pola pikir kritis, aktif, dan kreatif, dalam rangka mewujudkan tridarma perguruan tinggi. Tak jauh beda pasangan urut 3 yang ingin merealisasikan FH UBL sebagai institusi pencetak sivitas akademika yang ilmiah,demokratis berdasarkan tridarma perguruan tinggi.
Menyikapi Pemirawa FH UBL yang telah masuk fase pemungutan suara, Wakil Dekan III bidang Kemahasiswaan UBL, Dr. Bambang Hartono, SH, M.Hum berharap prosesi pemungutan suara berjalan aman dan tentram. Selain itu, dalam penentuan suara itu para pemilih bisa menentukan pilihannya berdasarkan kata isi hati, bukannya karena keterpaksaan apalagi sampai diiming-imingi tertentu.
“Pemirawa kan Pemilu kan pesta demokrasinya kampus, khususnya kali ini di FH UBL. Tentu diharapkan menjadi proses pendidikan mahasiswa FH UBL berlatih berorganisasi, mendidik sekaligus melatih para insan intelektual itu belajar berdemokrasi dilingkup internal kampus,”terangnya diauditorium pascasarjana, kampus Dra.Hj. Sri Hayati Barusman UBL, Rabu (25/5/2016).
Sebelumnya, Dr. Bambang yang juga Sekretaris Program Studi Magister Hukum UBL ini, berharap Pemirawa bukan hanya sekedar pesta demokrasi dari, untuk dan oleh para mahasiswa. Tapi, enjadi ajang pembelajaran untuk pendewasaan sikap, mental, dan akademik pada diri mahasiswa yang selama ini perlu ditingkatkan atensi berkecimpung diorganisasi maupun mengajak mahasiswa lain untuk ikut berorganisasi.
“Memang, buat beberapa periode belakangan belum ada pemirawa.Makanya,lingkup mahasiswa kita masih belum ada wadah mengimplementasikan proses demokratisasi. Terutama menempatkan para perwakilan para mahasiswa yang akan mengemban tugas (dipercaya) menjadi Ketua Umum berikut pengurus BEM,”ujar pria yang juga Dosen Ilmu Hukum Pidana FH UBL ini.
Pria yang jugaKetua Biro Kajian Bantuan Hukum (Ka.BKLH) UBL ini menambahkan pewirawa memang diperlukan sebagain wadah efektif menampung aspirasi, inspirasi dan apresiasi para mahasiswa baik sebagai pemilih maupun terpilih sebagai tiap wakil mereka, melalui organisasi BEM.
Ditambahkan, Dekan FH UBL Dr. Erlina B., SH, MH mengatakan bahwa pelantikan dan pengukuhan Ketua dan Wakil BEM FH ini merupakan pertama kali diselenggarakan di area Fakultas Hukum UBL, karena sebelum-sebelumnya setiap pelantikan berdasarkan rapat kumpulan secara musyawarah mufakat hingga didapat calon ketua-wakil BEM secara aklamasi hasil musyawarah mufakat tersebut.
“Periode ini pemilihan ketua-wakil BEM tidak lagi aklamasi, saya turut bangga dan senang kepada teman-teman (mahasiswa FH UBL)semua yang telah memilih dan menghidupkan kembali dinamika pesta demokrasi di kampus UBL ini,”sanjungnya.
Dalam kesempatan itu, Dr. Erlina sepakat dengan Wakil Rektor III UBL yang menegaskan peran Rektorat bersama dekanat FH hanya sebagai pengontrol, pemberi masukan dan pengawal baik selama kampanye, debat, pembambilan suara hingga pengukuhan.”Kita (dekanat) tidak masuk mengintervensi paling hanya bisa mengharapkan pemirawa berlangsung demokratis dan transparan”tukasnya. (Rilis BMHK UBL/ Insan Ares)