Keberhasilan Program Studi Arsitektur Universitas Bandar Lampung mencatatkan diri sebagai pusat pengembangan sumberdaya manusia (SDM) arsitektur handal dalam rencana tata ruang perkotaan di Lampung hingga nasional membuat Associate Professor of Urban Studies And Planning, Savannah State University, Amerika Serikat, Dr. Deden Rukmana mengarahkan para mahasiswa Prodi Arsitektur UBL supaya mampu merancang tata perkotaan secara modern.
Hal itu ditegaskan dalam Kuliah Umum Urban City Planning di hadapan mahasiswa berbagai angkatan Program Studi Arsitektur di Aula Gedung F, Kampus Drs. H. RM. Barusman pada Kamis (29-9).
Selain dimoderatori Dekan FT UBL Dr. Eng. Fritz Akhmad Nuzir, S.T., M.A.,kegiatan ini turut dihadiri Kepala Program Studi Arsitektur UBL, Ir. Tjetjeng Sofjan S. M.T., Sekretaris Program Studi, Sofia Islamiah Ishar, S.T., M.T hingga para dosen di Program Studi Arsitektur.
Dalam sambutannya, Fritz mengapresiasi keberhasilan Program Studi Arsitektur UBL mengadakan kuliah umum dengan pemateri berstandar intenasional. Baginya melalui kegiatan ini banyak hal bisa dipelajari dari pemateri yang juga Staf Ahli Presiden RI dalam pengembangan pembangunan perkotaan di Indonesia ini.
“Dari kuliah umum ini, diharap para mahasiswa dapat menyaring ilmu pengetahuan hingga pengalaman pemateri termasuk kritis menyikapi persoalan tata ruang kota. Kita berharap ada inspirasi dari pemaparan konsep mendasar, sharing ilmu urban planning, penggalian potensi karakter para mahasiswa hingga pengabdian insan arsitektur dalam pembangunan Indonesia,” Terangnya.
Fritz menambahkan kegiatan ini juga dapat dijadikan pembelajaran untuk para dosen Arsitektur UBL sehingga mampu membantu dan berpartisipasi dalam memperbaiki tata kota di Indonesia terutama di Provinsi Lampung.
Sedangkan, Dr. Deden melalui materinya mengajak sivitas akademika Arsitektur UBL agar memiliki rencana tata ruang kota secara modern, berbekal pada pengorganisasian dan digitalisasi. “Berkarya dimulai dari rancangan sejak kuliah melalui pengembangan riset dan jurnal terpublikasikan luas,” Ucapnya.
Peraih the world’s best city blogger 2014 ini melengkapi, dunia arsitek harus berpadu pada sektor digitalisasi. Terlebih, sejak 2006 dengan munculnya smartphone. Di tengah percepatan dunia, ditandai merebaknya aplikasi arsitek tata kota di tingkat lokal domestik hingga ke tingkat dunia.
“Informasi teknologi menentukan arah profesi arsitektur memprediksi rancangan (kota) masa depan. Sebagai pihak bernaung didalamnya, mahasiswa arsitektur (UBL) harus tangkap peluang urbanizing dan digitizing ini dengan cepat, tanggap, dan memikirkan dampak di masa mendatang,” Paparnya.
Dalam kesempatan yang sama mahasiswa Arsitektur UBL angkatan 2013, Jamaludin mengatakan bahwa mengikuti kegiatan kuliah umum dari pemateri ini sangat penting. Terlebih pengalaman dan materi yang didapat dari Dr. Deden merupakan sarana membuka khasanah wawasan para mahasiswa supaya mampu berkarya hingga level internasional. “Ini bentuk training yang baik dalam meningkatkan level keilmuan serta dapat mengetahui penyesuaian kurikulum arsitektur di Indonesia dan luar negeri sehingga didapat timbal balik positifnya,” Cetusnya. (Rep. BMHK/Ed. AX)