Peningkatan pariwisata di Provinsi Lampung terutama pada era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini memerlukan peranan seluruh masyarakat termasuk stakeholder dan Sivitas Akademika. Untuk itu, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bandar Lampung (FEB UBL) menyelenggarakan The Third Economics Forum Day (3rd EFD FEB UBL) pada Kamis (7-4) kemarin di Aula Gedung F, Kampus Drs. H. RM Barusman UBL. Dekan FEB UBL, Dr. Andala Rama Putra Barusman, S.E., MA.Ec., menegaskan pengembangan pariwisata di Provinsi Lampung dapat ditingkatkan melalui peran serta Sivitas Akademika UBL yang berinteraksi aktif dengan berbagai pihak agar sejalan, sinergis dan berkesinambungan dengan program kerja (progja) pariwisata tingkat Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah Provinsi maupun Kabupaten/Kota. “Sejauh ini baik pengembangan dan pemanfaatan destinasi wisata di Lampung belum bisa terealisasi dengan baik. Kita mulai dari lingkup terkecil dan berhubungan langsung dengan sektoril ini, yakni paritisipasi Sivitas Akademika (Dosen dan Mahasiswa) UBL khususnya FEB dalam membangun hal tersebut,” ungkap Andala yang juga selaku Direktur Eksekutif Yayasan Administrasi Lampung (YAL) ini. Dalam kegiatan ini, FEB UBL menghadirkan 4 (empat) orang narasumber berkompeten antara lain; Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Lampung (Kabid PDP Disparekraf) Lampung, Rahmad Hariyadi S.Sos., M.Si., Kepala UPBU Bandara Radin Intan II Lampung, Satimin S.Sos., M.M., Pengelola MS Town Beach / Pantai Mutun Bandar Lampung, Caroline Muchtar S.E., dan Pengelola Pulau Tangkil Lampung, Kiagoos Isrinaldo. Selain itu, hadir pula diantaranya Sekretaris FEB UBL, Khairudin S.E., M.Si., Akt., Ketua Program Studi Ekonomi Manajemen, Dr. Iskandar AA S.E., M.M., Ketua Program Studi Ekonomi Akutansi, Aminah S.E., M.S., Ak., Ketua Sentra Hak Kekayaan Intelektual (HKI) UBL, Dr. Achmad Subing M.Si., para Dosen dan ratusan Mahasiswa FEB UBL. Dekan FEB UBL juga mengingatkan peran Sivitas Akademika UBL harus beracuan pada pemegang kebijakan dan instruksi pemerintah daerah. Terutama tidak hanya memperkenalkan dan mempromosikan tapi juga mengembangkan potensi bisnis pariwisata di Provinsi Lampung. “Kita bisa perhatikan dan implementasikan dengan menggali keunggulan potensi (wisata) alam, kuliner, bahari (laut) hingga penangkaran hewan. Sikap ini harus disadarkan karena masih sedikit pihak yang juga pelaku ekonomi berperan serta dalam 6 (enam) besar sektoril pembangunan provinsi ini. Selain itu peran pemerintah dan stakeholder pengembang pariwisata juga harus didukung karena tidak bisa bekerja sendiri,” katanya. Selain itu, lanjut Andala, perlu kesinergisan para pelaku bisnis, pemegang kebijakan, masyarakat bahkan akademisi sebagai kesatuan penggerak wisata. Melalui ajang ini, UBL membuka kesempatan sharing, penginputan ilmu dan pengalaman. “Selama ini pariwisata tidak berjalan baik karena antara industri pariwisata, birokrasi dan akademisi tidak sinergis. UBL ingin mengubah itu dengan melibatkan mahasiswa dan dosen yang proaktif untuk mengkonektivitaskan progja bersama dua stakeholder lain,” jelasnya. Sedangkan, Rahmad Hariyadi S.Sos.,, M.Si., berharap melalui 3rd EFD FEB ini, Sivitas Akademika UBL dapat berperan aktif rutin mengunjungi berbagai objek wisata Lampung sebagai implementasi wonderfull Indonesia. Disertai ekspos dengan berbagai bentuk kreativitas dan inovasi yang baik serta membangun, dapat menjaring minat masyarakat umum untuk mengunjngi destinasi tersebut. Satimin S.Sos., M.M., juga menginginkan para sivitas akdemika UBL yang juga pengguna jasa transportasi udara agar mampu memiliki skill, keilmuan dan kompetensi akademik berbasis kerja terutama mendukung upaya Bandara Raden Intan II Lampung yang giat mempromosikan program pengenalan wisata Lampung. Caroline Muchtar., SE lebih memfokuskan agar peran sivitas akademika dapat membantu pelaku usaha pengelola objek wisata dalam menjadikan destinasi wisata Lampung dengan berbagai kategoristiknya dapat memberikan alternatif sebagai tempat wisata berwawasan lingkungan dan bermuatan pendidikan bagi masyarakat pada umumnya. Pamungkasnya, Kiagoos Isrinaldo juga sepakat peran UBL sebagai perguruan tinggi swasta terkemuka Lampung harus mampu memberi dampak pengenalan, eksplorasi wisata melalui kajian akademik melalui kunjungan wisata maupun implementasi tridarma perguruan tingginya. “Untuk itu perlu ada program UBL yang baru dalam mengakomodir pengajaran dalam pengembangan pariwisata, termasuk membantu kajian akademik dalam pengelolaan bisnisnya,” harapan penutupnya. |
Share