fbpx

FT UBL Hadirkan Mesin Uji Bahan Konstruksi Bangunan Berstandar Internasional

Demi mendukung aspek implementasi Tridarma Perguruan Tinggi serta pengujian bahan konstruksi bangunan, Fakultas Teknik Universitas Bandar Lampung (FT UBL) menghadirkan mesin pengujian yakni Electro-Hydraulic Universal Testing Machine (UTM) seri HT-9501 asal pabrikan Huang TA Instrument Co, LTD, Taiwan. Mesin bernama lain Advance Testing System (ATS) ini berstandar internasional karena terintegrasi standar ISO-750-1-2004.

Disinggung pencapaian tersebut, Dekan FT UBL, Dr. Ir. Hery Riyanto, MT disela pengenalan alat tersebut di laboratorium teknik sipil, Gedung L, kampus Dra. HJ Sri Hayati Barusman UBL, mengungkap pembelian alat seharga Rp. 650 juta ini sebagai satu lagi langkah maju UBL.

Pengadaan produksi alat UTM memang terbatas di dunia pendidikan. Hal ini menjadikan UBL sebagai kampus pertama di Lampung dan nomor dua se- Sumatera yang memiliki alat tersebut. Keberadaan mesin ini dapat menunjang iklim penelitian serta akademis keteknikan di ketiga Program Studi (prodi) FT UBL yakni Teknik Sipil, Teknik Mesin dan Arsitektur.

“Langkah ini menjadikan UBL kampus pertama (Lampung) dalam pengembangan berbagai project (kegiatan kampus) dan proyek (klien UBL) khususnya kajian teknik (FT). Di internal, ini kesempatan penting mahasiswa FT bereksperimen (riset ketahanan) di berbagai alat kontruksi. Bagi eksternal, alat ini dapat membantu masyarakat konstruksi yang ingin menguji kemapanan konstruksi, kemampuan daya bangun, hingga dampak ketangguhan pengujian alat,” ucap Wakil Rektor I Bidang Akademik UBL ini.

Sementara itu, Kepala Laboratorium Pengujian Teknik Sipil UBL, Ir. Lilies Widoyoko, M.T., melihat, aspek positif adanya alat ini pada beberapa kepentingan yang dititikberatkan pemenuhan item praktikum dan tugas akhir sivitas akademika. Selain itu, juga mendukung penelitian dan pengabdian masyarakat. Karena alat ini memang diperuntukkan untuk menguji berbagai bahan konstruksi bangunan.

“Mesin ini sangat mahal dan diproduksi dalam jumlah terbatas. Namun, keberadaannya berdasarkan manfaat. Para penggunanya menjadi paham dan mampu menganalisa kekuatan serta kelemahan tiap bahan konstruksi. Dari hasil pengujian, akan terlihat yang dipilih dan dipakai sesuai (kekuatan daya bangun) yang diharapkan. Jadi ketika masuk aspek membangun dapat meminimalisir kesalahan,” ujarnya.

Dosen Laboratorium Pengujian Teknik Sipil UBL, Ronny Hasudungan Purba, S.T., MSc.E., Ph.D., menyebut kegunaan mesin testing tersebut dapat dipergunakan pada berbagai material spesimen konstruksi seperti logam, tembaga, baja, beton, besi, aspal, baja, kayu, bambu, bata, hingga balok. Bentuk tesnya mencakup tiga kategori yakni penarikan spesimen hingga putus (tehern), penekanan (compress) sampai hancur, hingga kelenturan (blending) sampai melengkung (fleksibility).

“Alat ini penting untuk dimiliki UBL, karena banyak mata kuliah (Fakultas Teknik Sarjana dan Pascasarjana) berhubungan dengan kegunaan material bangunan dan aplikasi alat ini, terutama praktikum mahasiswa . Hal itu tentang pengukuran standar kekuatan bahan. Juga dalam aspek melayani pengguna jasa industri (proyek dan servis) konstruksi klien UBL yang mengajukan pengujian bangunan mereka agar memenuhi syarat,” ucapnya.

Sedangkan Dosen FT UBL dari Program Studi Teknik Mesin, Ir. Bambang Pratowo, M.T., menyebut adanya mesin UTM sangat penting menunjang kegiatan penelitian berbasis kebutuhan dunia industri. Diakuinya, berkat mesin ini, mahasiswa dapat melihat dampak dan fungsi pengujian items konstruksi bangunan. Apalagi bila acuannya standarisasi kelayakan level nasional dan internasional seperti SNI, JIS, IEEE, ANSI, TIA, EIA, AOAC, hingga ISO.

“Alat ini akan membuat sivitas akademika kita menjadi lebih aktif, kreatif terutama lebih mengeksplor ilmu teknik (sipil) kontruksi bangunan. Jadi ada perwujudan korelasi implementasi praktek dari penjabaran materi (kuliah) selama ini,” ucapnya.

Techinical Support Specialist In testing UTM, Imam Prayitno menyebut fungsi alat ini yang banyak digunakan para risetor teknik konstruksi (sipil) dan mesin di dunia. Itu sesuai aplikasi materi items yang diujikan hingga standar beban dan kriteria mesinnya. Alat ini mendukung UBL sebagai wadah pembelajaran mahasiswa maupun balai pengujian kontruksi bangunan dari klien.

“Ini mesin produksi massa, tapi jumlahnya terbatas. pembeli alat ini berasal dari kampus dan manufacture industri otomotif, logam baja, hingga properti. Keunggulan alat ini dari aplikasi software, membaca grafik, pengoperasian, input data lebih mudah dipahami, simpel serta dapat disesuaikan kebutuhan user (pengguna)nya. Dengan mesin ini, implementasi ilmu dan riset FT UBL bisa bertambah sekaligus menjadi sentral balai pengujian bahan konstruksi bangunan,” tutupnya.

Tags:

Related posts: