TINGKATKAN KEARIFAN LOKAL MELALUI SASTRA INGGRIS
Ditengah ketidak-pedulian publik terhadap citra kearifan lokal disekelilingnya, ternyata Doctor Ahli Sastra Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Bandar Lampung (UBL), Deri Sis Nanda, SS, MA, Ph.D berusaha meningkatkannya melalui sastra inggris. Hal tersebut terlihat dari kelimuan lulusan Program Magister (S2) dan Program Doctor (S3) di The English and Foreign Languages University (EFLU) Secunderabad, Telangana, India ini. Dengan beasiswa yang diperolehnya dibidang bahasa Inggris khususnya sastra Inggris berbasis kearifan lokal, Mrs. Deri, sapaan akrabnya, mengaku aplikatif ilmu pengajaran bahasa Inggris dapat dikorelasikan pada pengabdian masyarakat. “Keilmuan ini yang saya terapkan dalam pengajaran di FKIP Bahasa Inggris UBL, umumnya mata kuliah sastra Inggris yang dapat diajarkan para mahasiswa dalam subjek keilmuan langsung (Bahasa Inggris) maupun objek pendukungnya seperti kearifan lokal di kehidupan masyarakat. Hal tersebut juga merupakan manfaat lain dari aspek luas sastra Inggris,” ujarnya di ruang kerjanya bertempat di Kampus Drs. H. RM. Barusman UBL, Selasa (1/12/2015). Diakui, ibunda dari Rizky Nanda Susanto, sastra Inggris ini tidak hanya mempelajari bahasa, namun juga karakter, cara hidup, konten budaya serta kearifan lokal di lingkungan sekitar melalui etika, estetika, kultur, hingga berbagai bentuk kesenian. Disinggung alasan memilih sastra Inggris sebagai basis keilmuannya, wanita kelahiran Medan 16 November 1978 ini tertarik karena umumnya sastra dapat membuat manusia lebih manusiawi. Meskipun tidak sepopuler bidang teknologi, tetapi dengan sastra bisa memperkuat basis keilmuan dengan menonjolkan sisi kemanusiaan. “Ilmu (sastra inggris) itu menggunakan para pelakunya langsung sebagai pengeksplor ilmu, sehingga keilmuannya bermanfaat dan dapat digunakan dalam aspek luas. Dengan adanya sastra inggris, kita mengetahui sisi kegunaan dan tata cara pengembangan manusianya,” ujarnya. Pasangan hidup Susanto, SS, M. Hum, MA, Ph.D ini berujar keilmuan sastra bahasa Inggris dalam aplikatif Tri Darma Perguruan Tinggi dapat diterapkan pada bentuk pengabdian masyarakat. Hal ini telah menjadi salah satu usaha mahasiswa FKIP Bahasa Inggris UBL yang membuat story telling, drama, puisi dan berbagai kegiatan lain yang aplikatifnya langsung kemasyarakat. Bahkan, berbagai cerita dan legenda di masyarakat, khususnya Provinsi Lampung akan terus dikembangkan dalam pembelajaran di dunia kampus. Sehingga para mahasiswa UBL terbentuk sisi karakter yang berkorelasi dengan konten keilmuannya. Sehingga mereka dapat mengetahui keberadaan kearifan lokal yang selama ini dianggap tidak ada. “Terdapat banyak keunikan pada setiap suku di Lampung maupun nasional, yang selama ini jarang diminati. Melalui keragaman tersebut, mereka (para mahasiswa) dapat mempelajari kearifan lokal (local wishdom) Provinsinya,” katanya. Terkait sistem pembelajaran di FKIP UBL, Penulis disertasi “Global Contexs In Pramoedya Ananta Toer’s Buru Quartet As A Historical Narrative” ini menjelaskan pola studi kontekstual learning dan dampak aplikatifnya yang menjadikan peran pengajaran dosen hanya sebagai fasiltator ilmu. “Peran mahasiswa yang aktif guna memenuhi keilmuannya dengan terjun mencari, menjaring literatur agar infeeling keilmuan tetap tinggi sehingga mereka mengerti perkembangannya,” ucapnya. Selanjutnya, dosen yang genap setahun mengabdi di UBL ini berujar, guna menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), mahasiswa FKIP UBL telah siap mengaplikatifkan bahasa Inggris-nya serta memperkenalkan berbagai keragaman lokal dan kepribadian bangsa Indonesia ke mancanegara. “Peran kami mengembangkan global oriented ke mahasiswa, hal ini juga sesuai visi misi UBL ke arah World Class University terutama membentuk SDM berbudaya lokal tetapi berorientasi global,” ucapnya. Kedepan, Alumnus S1 Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan ini berpesan agar UBL mampu bersaing tapi juga dapat mewujudkan World Class University. Peran dosen dan mahasiswa hingga alumni sangat penting melalui pengembangan diri dan bersinergi dengan kesadaran tinggi untuk memajukan UBL. “FKIP UBL perlu mengembangkan infrastruktur dan sarana prasarana teknologi canggih yang mengedepankan kearifan lokal dan basis keilmuan sesuai kebutuhan publik sehingga para lulusannya menjadi Guru pemilik teknik inovasi yang terus berkembang dan kreatif,” tukasnya. |
Share