fbpx

UBL dan ICMI Orwil Lampung Selenggarakan Dialog Kebangsaan Harkitnas

Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang pada tahun ini menginjak Usia ke 109 tahun disertai wujud meningkatkan nilai keIndonesiaan di wilayah Lampung. Universitas Bandar Lampung (UBL) digandeng Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia Organisasi Wilayah (ICMI Orwil) Lampung menyelenggarakan dialog kebangsaan bertajuk Merajut dan Menjaga keIndonesiaan.

Kegiatan di Aula Gedung M, Kampus Pascasarjana Dra. Hj. Sri Hayati Barusman, Jumat (19/5) lalu dihadiri Ketua ICMI Orwil Lampung Dr. Ir. H.M. Yusuf. S. Barusman, MBA. beserta Dewan Pakar, Dewan Penasehat dan pengurus ICMI Orwil Lampung, para pejabat antar instansi, perguruan tinggi, hingga 200 tamu undangan lebih, yakni perwakilan tokoh dari 55 organisasi kemasyarakatan mencakup paguyuban kepemudaan, lintas agama, etnik dan budaya se-Lampung. UBL turut menyertakan para Wakil Rektor, Dekan, Kaprodi, Sekprodi, Kepala Unit Kerja hingga mahasiswa.

Dialog kebangsaan ICMI-UBL diisi empat pemateri, yakni Kapolda Lampung Irjen. Pol. Drs. Sudjarno, S.H., Kepala Kesbangpol Provinsi Lampung Irwan Sihar Marpaung, Kepala Seksi Teritorial Komandan Resort Militer Korem 043/Gatam, Letkol Inf JP Sipayung dan Ketua Forum Kerukunan Antar Umat Beragama Prof. Dr. H. M. Damrah Khair, M.A, dimoderatori wartawan senior Amiruddin Sormin.

Yusuf Barusman menganggap penting peringatan Harkitnas berupa dialog kebangsaan karena beracuan data survei asal Amerika, Fund for Peace (FFP) yang mengukur Indeks Keringkihan Negara (Fragile State Index) bahwa Indonesia memiliki indeks keringkihan 74.9 masuk kedalam katagori elevated warning atau hampir berbahaya berujung disintergrasi.

“Penilaian berdasarkan 12 indikator, terbagi tiga aspek yakni sosial, ekonomi dan politik-hankamnas. Berkaca hal itu, Indonesia termasuk Lampung sedang dihadapkan pada tiga aspek kesenjangan kebangsaan. Maka perlu ditingkatkan ke Indonesia-an kita dalam kehidupan yang dinamis. Ditengah evolusi mencari keseimbangan dari perubahan kondisi peradaban, krisis identitas dan simbol kebangsaan. Berakibat gejolak dunia, antar bangsa, dan internal (masing-masing negara),” Ujar Yusuf yang juga Rektor UBL ini.

Dialog kebangsaan ditutup pernyataan sikap peserta, diwakili Majelis Buddhayana Indonesia (MBI), Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), Konferensi Waligereja Indonesia (KawaIi), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) , Kerukunan Masyarakat Batak (Kerabat), Organisasi Bundo Kanduang Sumatera Barat, perwakilan Umat Hindu, MUI, NU, Muhammadiyah di Provinsi Lampung termasuk deklarasi notulensi 8 poin pernyataan sikap hasil dialog kebangsaan ICMI Orwil Lampung beserta masyarakat dalam dialog kebangsaan dengan ikut merajut dan menjaga ke-Indonesia-an, disampaikan Sekretaris Umum ICMI Orwil Lampung Prof. Dr. Khomsahrial Romli, M.Si. Setelahnya, draft deklarasi diserahkan ke Kapolda Lampung. (Rep. BMHK/Ed. RTS)

Tags:

Related posts: