Universitas Bandar Lampung (UBL) menerima sebanyak 36 Kouta Beasiswa Bidik Misi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional. Beasiswa tersebut diberikan kepada Mahasiswa Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil dan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Ekonomi Manajemen. Selain memberikan kesempatan beasiswa Program Beasiswa Peduli Anak Bangsa (PB-PAB), UBL juga memberikan kesempatan beasiswa bidik misi dari Dikti. Demikian ungkap Wakil Rektor III UBL Bidang Kemahasiswaan, Drs. Thontowie, M.S., dalam suatu kesempatan.
“Pemerintah melalui Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2012 meluncurkan program bantuan biaya pendidikan bidik misi berupa bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan dan bantuan biaya hidup kepada mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi. Perguruan tinggi yang mendapat bantuan Bidikmisi yaitu perguruan tinggi di bawah Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama.” tutur Wakil Rektor III UBL.
Kepala Biro Pembinaan Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni (BPKHA), Dra. Yulfriwini, M.T., menambahkan, beasiswa ini diperuntukkan khusus bagi mahasiswa berprestasi yang berasal dari keluarga dengan standar ekonomi menengah kebawah. Selain meliputi biaya semester, beasiswa bidik misi ini meliputi biaya hidup agar mahasiswa tidak putus kuliahnya karena terhalang biaya hidup.
“Hal tersebut tentu sangat membantu mahasiswa dalam meringankan biaya pendidikan dan biaya operasional yang harus ditanggung mahasiswa selama perkuliahan berlangsung. Diharapkan nantinya mahasiswa dapat berprestasi serta menyelesaikan studinya dengan lancar dan tepat waktu, yang akhirnya dapat ikut andil dalam meneruskan perjuangan bangsa, memutus mata rantai kemiskinan.” ujarnya.
Para mahasiswa bidik misi menerima bantuan dari pemerintah berupa bantuan biaya pendidikan dan biaya hidup. Penerima beasiswa ini merupakan bagian dari harapan keluarga pada masa depan. Diharapkan mereka dapat menjadi pionir masa depan keluarga dan pendidikan yang mereka tempuh menjadi sarana mobilitas menuju perbaikan ekonomi keluarga.
Kepala BPKHA juga mengungkapkan bahwa beasiswa bidik misi mulai diberikan Pemerintah kepada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) mulai tahun 2012, sedangkan UBL telah memberikan kesempatan beasiswa kepada seluruh mahasiswa sejak tahun 2010 hingga 2012 pada Program Beasiswa PAB yang dibuka untuk 12 Program Studi yang ada di UBL diantaranya Ilmu Hukum, Ekonomi Manajemen, Ekonomi Akuntansi, Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Arsitektur, Ilmu Administrasi Publik, Ilmu Administrasi Bisnis, Ilmu Komunikasi, Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan Pendidikan Bahasa Inggris.
“Pemberian beasiswa ini merupakan wujud komitmen UBL terhadap dunia pendidikan untuk bisa membantu masyarakat dalam mengenyam bangku pendidikan (sosial) hingga perguruan tinggi. Melalui tagline “Semua Bisa Kuliah”, kami memberikan kesempatan beasiswa baik berupa beasiswa prestasi akademik, non-akademik maupun sosial kepada semua mahasiswa UBL.” tambah Yul, sapaan akrab Kepala BPKHA ini.
Hingga saat ini, sebanyak 500an mahasiswa UBL yang tersebar pada 12 prodi tersebut berhasil meraih beasiswa pendidikan baik beasiswa prestasi akademik, prestasi non-akademik, hingga beasiswa sosial. Beasiswa ini mereka raih melalui seleksi berkas berdasarkan standar besaran Indeks Prestasi (IP) semester yang telah ditentukan sebelumnya. Karena beasiswa ini merupakan tanggung jawab bukan hadiah maka beasiswa ini akan tetap dievaluasi pada tiap semester sehingga mahasiswa penerima beasiswa dapat terus komitmen dalam meningkatkan prestasinya agar tetap mendapatkan beasiswa pendidikan ini hingga menyelesaikan studinya pada program Strata 1 (S1) ini.
Untuk diketahui, penerima beasiswa UBL tidak hanya berasal dari berbagai Kabupaten/ kota di Bandar Lampung namun juga berasal dari luar Provinsi Lampung diantaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Nanggroe Aceh Darusalam (NAD) dan lain-lain. Bahkan penerima beasiswa UBL juga berasal dari Warga Negara Indonesia yang menetap di Malaysia.