Seorang pemimpin ternyata tidak cukup hanya memiliki massa yang banyak, tetapi seorang pemimpin harus memiliki ide-ide gila untuk bisa merealisasikan visi dan misinya. Namun demikian pemimpin masa kini, tidak lagi memiliki kreatifitas bahkan miskin ide dan inovasi. ‘’Seorang pemimpin harus memiliki ide-ide baru yang terus menerus berkembang akan bisa memecahkan berbagai permasalahan yang ada. Demikian diungkapkan Drs. Sjachroedin, ZP, SH., saat memberi kuliah umum di Program Pascasarajana UBL, bertajuk ‘’Strategi Pemberdayaan Birokrasi Untuk Suksesnya Pembangunan Provinsi Lampung’’, Sabtu (24/9).
Menjadi seorang pemimpin bukanlah pekerjaan yang mudah ditengah persoalan yang melanda bangsa Indonesia. Pemimpin diungkapkan Sjahroedin, ZP, SH., harus memiliki menguasai ‘peta’ yang kuat dan strategi yang matang untuk menyelesaikan masalah. ’’Salah satu syarat untuk bisa menguasai masalah adalah dengan memiliki data yang lengkap dan akurat. Jangan sampai seorang pemimpin berbicara kesana-kemari tentang berbagai persoalan namun tidak memiliki bahkan menguasai data yang ada. Itu sangat memalukan,’’ jelas Sjahroedin yang telah 2 (dua) periode menjabat sebagai gubernur Lampung.
Lebih dari itu, Sjahroedin menjelaskan, siapapun yang ingin menjadi pemimpin, baik itu di skala lokal, nasional atau regional harus memiliki beberapa kriteria yakni jujur, tegas, memiliki konsep, disiplin serta pantang menyerah. ’’Banyak pemimpin dunia yang memiliki kriteria semacam itu, seperti pemimpin Libya Muamar Qaddafi yang memiliki sifat pantang menyerah, kendati telah diturunkan paksa oleh masyarakatnya,’’ paparnya.
Dalam kuliah umum di Pascasarjana UBL, Sjahroedin ZP juga menyampaikan materi tentang perkembangan pembangunan di wilayah Lampung. Lampung menurut Sjahroedin memiliki banyak masalah yang belum terurai hingga saat ini. Mulai dari kemacetan yang harus ditanggung oleh propinsi Lampung, akibat penumpukan kendaraan yang menuju dan yang akan datang dari pelabuhan Bakauheni atau Merak. ’’Lihatlah..Lampung ini selalu diwarnai kemacetan diberbagai ruas, karena Lampung merupakan jantung penghubung antara wilayah Jawa dan Sumatra. Semua kendaraan melewati lampung. Lampung ini harus menangggung beban yang lebih banyak daripada kota-kota lain, seperti Palembang, Riau, dan Bengkulu. Bahkan Lampung juga berpotensi memiliki kerawanan yang cukup tinggi dibandingkan dengan kota lain,’’ papar Sjahroedin.
Lantaran Lampung memilki banyak persoalan, maka dari itu Sjahroedin sebagai seorang pemimpin ingin membuktikan kemampuannya dalam mengurai masalah yang ada, mulai dari Jembatan Selat Sunda (JSS) yang direncanakan pembangunannya mulai tahun 2013. Pembangunan ini diharapkan akan semakin memperlancar arus trsnportasi. ‘’ Meski awalnya pembangunan JJS ini bagai mimpi namun saya optimis ini bisa terwujud dalam waktu dekat, terlebih telah mendapat Kepres dari Presiden,’’imbuhnya.
Lebih dari itu, dirinya juga mengemukakan beberapa ide lainnya yang segara dilaksanakan seperti pengembangan Kota Baru sebagai pengganti pusat pemerintahan, pengembangan kereta api komuter, hingga terminal agribisnis yang akan mempermudah distribusi hasil pangan dari Lampung kebeberapa daerah seperti Jabodetabek.‘’ Segera saya akan melaksanakan dan melakukan pengembanagn ini, saya berharap 5 -10 tahun kedepan telah ada efek yang bisa dirasakan oleh masayrakat. Dari sinilah seorang pemimpin itu harus memiliki inovasi dan ide-ide segar agar pembangunan ini dapat terus berlanjut,’’ ungkap Sjahroedin.
Namun demikian ditambahkan Sjahroedin, ide-ide ini tidak akan terealisasi tanpa adanya pengembangn dan perubahan SDM-nya. Karena itu merupakan salah satu strategi pembangunan untuk kehidupan yang lebih baik. Maka dari itu, Lampung itu harus memiliki perubahan. “ untuk dikatahui, Lampung masa lalu sangat menyedihkan. Saya sempat mengalami kondisi sangat yang sulit dalam lima tahun pertama, selain SDM yang kurang sigap, tapi juga Lampung mendapat posisi sebagai kota yang mendapat predikat kemiskinan No.3,’’ katanya.
Dipilihnya Gubernur Lampung sebagai pemateri dalam kuliah umum kali ini, dijelaskan Rektor Universitas Bandar Lampung (UBL), Ir. M. Yusuf S. Barusman karena Sjachroedin dipandang sebagai sosok pemimpin yang memiliki ciri khas dalam memimpin. ‘’Gubernur Lampung memiliki ciri kepemimpinan yang khas. Dipilihnya Sjahroedin karena selama ini masyarakat tidak bisa mendengar langsung bahkan bersentuhan dengan masyarakat. Ini merupakan moment yang tepat untuk mengajak mahasiswa mengenal pemimpinya. Selain itu, masyarakat juga harus tahu tentang perkembangan Lampung di bawah kepemimpinan Sjachroedin. Hal ini dimaksudkan pembangunan bisa seirama.
Ditambahkan rektor, pemimpin masa kini memang sangat minim kreatifitas. Bahkan pemimpin masa kini sangat ‘kering’ ide bahkan tidak memiliki warna. Oleh karena itulah, Rektor berharap hadirnya gubernur Lampung di UBL bisa memberikan semangat dan motivasi untuk bisa menjadi seorang pemimpin yang memiliki ‘ide gila’ inovasi dan ide-ide segar. Karena pemimpin seperti itulah yang kita inginkan untuk bisa membawa perubahan. (vra)