[UBL] : Jakarta , – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, pada hari kamis, (14/4/2022) kemarin, resmi meluncurkan Indonesian Intenational Student Mobility Award (IISMA) Edisi Vokasi secara virtual di Jakarta.
Menteri Nadiem juga menjelaskan, bahwa Program ISMA Edisi Vokasi ini memberikan kesempatan kepada semua mahasiswa vokasi D3 dan D4 di seluruh Indonesia dari Kampus Swasta maupun Negeri untuk belajar di kampus-kampus kelas dunia yang bekerja sama erat dengan perusahaan-perusahaan Internasional.
“Selama mengikuti program ini, para mahasiswa tidak hanya akan mengembangkan skill teknis yang spesifik berhubungan dengan jurusannya, tapi juga keterampilan yang dibutuhkan didunia kerja seperti kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi bekerja dalam kelompok dan hal-hal yang sulit dipelajari kalau kita cuman belajar dalam kelas,” ucap Nadiem dalam sambutannya.
Nadiem juga berharap dengan adanya program ini dapat menjadi bekal pengalaman dan kemampuan untuk mendorong lebih banyak inovasi karya anak bangsa.
“Kedepannya, program ini juga dapat dilakukan oleh para dosen-dosen, karena pendidik yang hebat bukanlah yang paling pintar saja tetapi yang mau terus belajar,” ucap Nadiem.
Pada kesempatan ini, turut hadir Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto. Wikan menegaskan bahwa saat ini ada kesenjangan ketersediaan tenaga kerja dengan perkembangan industri yang tidak cepat untuk diadaptasi dan dikawal bersama masuk ke dalam kurikulum dan proses pembelajaran Project Based Learning.
“Dengan IISMA Edisi Vokasi kita akan mengirimkan mahasiswa vokasi ke berbagai negara. Di satu sisi mereka akan banyak belajar hal sisi-sisi lain yang mungkin mereka temui di kampus mereka. Mereka juga akan menjadi duta bagi pengembangan kerja sama. Jadi mereka juga kita harapkan menjadi duta pengembangan kerja sama internasional vokasi dengan dunia internasional di masa depan,” tutur Wikan.
Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Kemendikbudristek, Beny Bandanadjaja dalam kesempatan yang sama juga menekankan bahwa program ini penting agar mahasiswa itu mempunyai pengalaman global dunia. Karena, saat ini batas antarnegara yang semakin tipis untuk bersaing dengan mahasiswa lulusan-lulusan dari negara lain.
“Kedepannya, di masa depan itu kita memerlukan tenaga yang ada dalam perkembangan zaman dan teknologi. Kita tahu dalam era teknologi revolusi industri 4.0 dan society 5.0 ini segala sesuatu itu berubah dengan cepat batas-batas antarnegara itu semakin hilang dan kita juga harus kita yang memiliki kompetensi,” tegas Benny.
Benny juga mengatakan melalui program ini pemerintah berfungsi sebagai fasilitator dan perguruan tinggi sebagai pelaksanaan pendidikan vokasi juga menjadi fasilitator dengan tujuan utama yaitu mahasiswa vokasi sebagai orang-orang Indonesia yang memiliki kompetensi tinggi.
“Sehingga nantinya dapat membangun Indonesia menuju Indonesia emas serta saling bahu-membahu dan bekerja sama untuk bisa mewujudkan pendidikan yang sangat berkualitas demi perkembangan masa depan,” pungkas Benny