fbpx

Sivitas Akademika UBL Penuhi Kualitas MEA

Masuknya pangsa pasar globalisasi atau yang lebih dikenal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah menjadi salah satu motivasi bagi Sivitas Akademika Universitas Bandar Lampung (UBL) untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memenuhi standar MEA. Hal ini menjadi perhatian khusus para Dekan, Ketua Program Studi, Kepala Laboratorium serta seluruh Unit Pelaksana Kegiatan Pendidikan Tinggi di Kampus yang memiliki tag line Solution for Present and Future ini.

Seperti yang diungkapkan Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UBL, Drs. Harpain, MAT., M.M., bahwa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris termasuk juga Laboratorium Bahasa Inggris telah siap bersaing di era MEA, terutama dari segi pencetak insan pendidik bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi dan informasi internasional. Harpain mengangap, kehadiran MEA memiliki konsekuensi yang berdampak besar pada sistem pendidikan maupun tersediaanya SDM berkualitas handal yang terpakai di dunia kerja.

“FKIP UBL telah menerbitkan insan intelektulal berbasis tenaga kerja yang mengisi bidang sesuai kompetensi dan disiplin ilmunya. Selain itu, FKIP UBL juga mempersiapkan sertifikasi Pendidik Bahasa Inggris berstandar internasional sehingga diharapkan kualitas mereka dapat bersaing dengan lulusan perguruan tinggi di kawasan ASEAN,” ujarnya saat ditemui di Kampus Dra. Hj. Sri hayati Barusman, Senin (1/2/2016).

Turut menambahkan, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris UBL, Deri Sis Nanda, SS., MA., Ph.D., menilai, melalui Laboratorium Bahasa Inggris pula mahasiswa dan lulusan FKIP UBL mendapat pembekalan mengenai sastra internasional berbahasa Inggris.

“Sastra itu terkait dengan budaya, para mahasiswa dibiasakan belajar dan mendalami hal terkait kebudayaan orang-orang pengguna bahasa Inggris. Terutama berbasis kultur Inggris-London dan Inggris Amerika yang disesuaikan dengan konteks sastra lokal-nasional termasuk Lampung,” ujarnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Hukum UBL, Dr. Bambang Hartono, S.H., M.Hum., mengungkap peningkatan mutu, kompetensi, kualitas dan kuantitas fakultas disiapkan dengan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak. Tak hanya ditingkat lokal, tapi domestik, regional, nasional bahkan internasional. Kerjasama tersebut bertujuan agar SDM memiliki sikap profesional dan tingkatan kompetensi yang berdaya saing dan disinergikan dengan pengetahuan kajian keilmuan hukum yang berkaitan ikatan profesi maupun tuntutan perusahaan.

“Selain itu, FH UBL juga mempersiapkan pematangan output aparat penegak hukum yakni hakim, jaksa dan polisi dengan langkah penelitian aplikatif di instansi terkait,” terang Bambang.

Sedangkan, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UBL, Dr. Drs. Yadi Lustiadi, M.Si., menjelaskan dalam menghadapi MEA, pihaknya terus meningkatkan kompetensi berorientasi global menyangkut kemampuan SDM, materi perkuliahan, tata cara pengajaran, hingga mengkomperehensifkan pembiasaan aktif berbahasa Inggris dalam tiap implementasi tridarma perguruan tinggi di dalam dan luar kampus.

“Semua tercantum dalam kurikulum berbasis kompetensi yakni sistematika pembelajaran kontekstual learning (SPKL) mengacu pada paper, riset, work dan servis base learning,” tukasnya.

Dekan Fakultas Teknik UBL Dr. Ir. Hery Riyanto, M.T., menganggap adanya MEA menjadi tantangan bagi Sivitas Akademika UBL termasuk Fakultas Teknik, untuk dapat menciptakan SDM yang bisa mengolah berbagai proyek pembangunan nasional. Selain itu, agar lulusannya dapat berdaya saing global. Fakultas Teknik juga berupaya meningkatkan produksi alat-alat di bidang kontruksi maupun teknik.

“MEA menjadi sarana yang tepat bagi peningkatan kualitas SDM Fakultas Teknik UBL yang dapat diwujudkan dengan perubahan kurikulum dari konfensional ke sistem pembelajaran kontektual learning (SPKL) yang tetap berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI),” terang Hery.

Selain itu, Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FIK) UBL, Ahmad Cucus, S.Kom., M.Kom., juga meyakini pihaknya tengah bergeriliya mempersiapkan sivitas akademika dan lulusan unggulan di beberapa lingkup teknologi global. Bentuknya dengan merambat dan menebar pendalaman riset penelitian kebeberapa tempat, termasuk Institut teknologi Bandung (ITB).

“Hal ini agar mereka siap guna menghadapi masuknya era teknologi baru dan asing di Indonesia serta mampu mengembangkannya di lingkungan kerja yang memiliki segala bentuk (aplikasi) teknologi tinggi. Sehingga produk-produk yang diciptakan nanti mampu bersaing tidak hanya dilokal, tapi hingga internasional,” jelasnya

Menurut Wakil Kepala Laboratorium Teknik UBL, Ronny H. Purba, S.T., MSCE., Ph.D., sivitas akademika dan para lulusan mengakui pekerja teknik yang diterbitkan UBL mampu bersaing bahkan unggul dalam persaingan MEA yang memerlukan kesetaraan yang disepakati bersama tentang kemampuan teknis engenering.

“Di Indonesia sudah ada tingkatan levelnya yang berbasis KKNI yang telah diterapkan agar sesuai sertifikasi LPJK kepada para pekerja teknik agar ada pengakuan kompetensi dalam aspek cakupan satu pintu regulasi yang diakui negara maupun ditingkat internasional,” ucapnya.

Terkait persiapan Laboratorium Teknik UBL, Ronny juga menyatakan seluruhnya, mencakup laboratorium teknik sipil, teknik mesin dan studio gambar arsitektur telah terakreditasi yang disahkan Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT) Kemenristekdikti.

Sedangkan, Kepala Laboratorium Akutansi UBL, Dra. Rosmiati Tarmizi, Ak., M.M., persiapan menghadapi MEA dibidangnya sesuai kompetensi lulusan akutansi berbasis global mencakup kemampuan menyusun laporan keuangan baik perusahaan, jasa dan maupun infrastruktur sesuai standar akutansi, mampu menganalisa informasi keuangan untuk pembukuan internal perusahaan.

Selanjutnya, mampu mendesain sistem akuntabilitas keuangan berbasis manual maupun berbasis teknologi informasi, lalu mendesain kertas kerja audit dan melakukan pengauditan laporan data keuangan, mampu menganalisis laporan keuangan sektor publik, mampu menghitung melaporkan dan menyetorkan pajak sesuai peraturan perpajakan,hingga mampu melakukan riset dan menulis karya ilmiah dibidang akutansi.

“Untuk mencapai kompetensi lulusan yang dipersyaratkan (menuju MEA), laboratorium bersama Program Studi Akutansi UBL melakukan kegiatan yang tersektor pada kebutuhan dunia kerja dan profesi. Sehingga terdapat berbagai klasifikasi seperti adanya laboratorium praktikum akutansi keuangan, laboratorium akutansi biaya, laboratorium auditing, laboratorium perpajakan, laboratorium analisa keuangan, hingga laboratorium sistem akutansi. Tak hanya itu, modul praktikum juga disesuaikan dengan regulasi standar dunia yakni Internasional Financial Standart (IFS),” paparnya diruang kerjanya, di Kampus Drs. H. RM. Barusman UBL, Kamis (28/1/2016).

Tags:

Related posts: