fbpx

EW-LMND Lampung Lantik Anggota Eksekutif Komisariat (E-Kom) UBL

Warta UBL – Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND) Bandar Lampung menggelar pelantikan Ketua berikut Anggota Eksekutif Komisariat (E-Kom) LMND untuk dua kampus sekaligus, Minggu, 24/4 lalu. Dua kampus tersebut yakni Universitas Bandar Lampung (UBL) bersama IAIN Raden Intan Lampung.

Kegiatan ini dimulai pada pukul 10:00 WIB diawali dengan pembacaan SK Eksekutif Kota LMND Lampung sebagai bentuk pengesahan struktur terpilih hasil konferensi komisariat yang dilakukan Ketua EW-LMND Lampung Reynaldo Sitanggang.

Dalam pelantikan yang digelar di Gedung Majelis Penyimbang Adat Lampung, Jl ZA Pagar Alam, Gedong Meneng, Bandar Lampung tersebut juga bersamaan dengan digelarnya diskusi publik dengan bertemakan, “Bangun Persatuan Mahasiswa: amalkan tri darma perguruan tinggi demi terwujudnya pendidikan gratis, ilmiah dan berkualitas”.

Berdasar rilis diterima Biro Marketing, Humas dan Komunikasi (BHMK) UBL,Jumat (29/4) kegiatan tersebut dihadiri puluhan mahasiswa dari bebagai organisasi intra maupun ekstra kampus, tidak hanya dari perwakilan UBL seperti HMPSA UBL, dan UKM Futsal UBL tapi juga BEM Universitas Lampung (Unila), UKM Bahasa, dan Serikat Mahasiswa Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Ketua E-Kom LMND Lampung untuk UBL Muhammad Arira Fitra menyebut dikukuhkan serta dilantiknya anggota komsariat dikedua kampus Lampung ini difokuskan pada pembahasan mendalam berisikan terkait materi dasar dari berbagai sudut pandang tentang berbagai fenomena kemasyarakatan yang terjadi.

Pria yang juga Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Futsal UBL di areal Kampus berjargon, “Solution for present and future” ini seraya mengatakan fungsi komisariat tidak hanya menyikapi berbagai permasalahan dan fenomena masyarakat yang tidak sesuai dengan landasan demokrasi, karena tidak pro-kerakyatan. Tapi juga kritis dengan solusi membahas berbagai hal tersebut.

“Kami mengagendakan 5 sampai 8 orang per-kegiatan untuk mengkondusifkan suasana pembahasan, terutama disektor sistem (tata negara) demokrasi yang menyeleweng. Tapi, karena wadah ini diperguruan tinggi dan berada didaerah. Fokus materi pembahasan dan langkah (kerja) kami tetap fokus diranah pendidikan sambil menganalisis situasi daerah (SitDa),”jelas Ketua Eksekutif Kota LMND Bandar Lampung ini.

Mantan Pjs Sekretaris Komisariat LMND UBL sebelumnya ini juga mengungkapkan para mahasiswa yang tergabung dalam anggota eksekutif komisariat LMND Lampung ini, mengaku tupoksi kepengurusan periode 2016-2017 akan tetap sama seperti ditahun-tahun sebelumnya.

Yakni rutin mengkritisasi kebijakan pemerintah maupun menyeruak fenomena kemasyarakatan atau isu-isu terhangat di provinsi Lampung maupun dikabupaten/kota se-Lampung baik yang tereksploitasi media massa, pelaporan masyarakat maupun temuan para anggota dilapangan.

“Lingkup teknisnya, kami meneliti, mengobservasi hingga mempublikasikan dengan rutin turun kejalan (orasi atau demontrasi) dengan menyuarakan tentang semua keganjilan penyelenggaraan sistem negara maupun mempublikasi serta merespon segala kebijakan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai demokrasi yang diakui negara ini. Bentuk yang banyak kita temui seperti pungli atau yang lebih ekstrim yaitu adanya represivitas birokrasi dari pihak penyelenggara negara. Hal ini penghambat utama penyelenggaraan pembangunan nasional,” imbuhnya.

Sekretaris Komisariat E-Kom LMND UBL,Kristina Tia Ayu, menambahkan eksistensi organisasi naungannya berangkat dari dari rutinitasnya berbagai kegiatan rutin yang diagendakan untuk menguatkan ideologi kawan-kawan didalamnya, baik berstatus anggota maupun pengurus.

“Langkah kami tidak hanya mengkritisasi lingkup hukum, ekonomi, politik,sosial budaya, pertahanan keamanan,berkeyakinan tapi juga pada pendidikan. Porsi ini harus dipahami, dikuasai dan diimplementasikan para anggota yang hingga saat ini kuota peserta dibatasi demi terjaganya konsentrasi dan pehamaman para anggota dan pengurus,” tutupnya.

Terkait diskusi Publik diisi empat orang panelis seperti Akademisi UBL Syahril Daud S.P., M.Si tentang “Sistem pendidikan Nasional di Negara ini belum terbangun sesuai amanat UUD 1945; Presiden Mahasiswa (Presma) BEM Univ Lampung Ahmad Hidayat tentang “MEA sebagai bentuk pasar bebas baru di Asean menjadi tantangan tersendiri”; Ketua Umum SMI Bandar Lampung Beny Agung tentang “konteks perjuangan mewujudkan pendidikan gratis, ilmiah dan demokratis lewat penyadaran serta menghidupkan ruang diskusi ;dan tentu Ketua EW-LMND Lampung Reynaldo Sitanggang tentang “persatuan alat utama dalam memperjuangkan hak warga Negara”. (BHMK/Insan Ares).

Tags:

Related posts: